Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-32 memasuki bagian akhir. Siapa yang bakal menjadi Ketua Umum dan Rois Aam organisasi Islam terbesar di Indonesia ini akan ditentukan hari ini.

Dari hasil rapat komisi Batsul Masail Maudluiyah, para ulama syuriah NU mengkritisi banyaknya pihak yang mudah mengkafirkan orang lain hanya karena berbeda pendapat. Para ulama syuriah NU menyayangkan hal tersebut.

KH Said Aqil Siradj diunggulkan menjadi Ketua Umum PBNU menurut hasil Survei Trust Indonesia. Said Aqil paling populer dibandingkan kandidat lainnya, Solahuddin Wahid, Slamet Effendi Yusuf, Ulil Abshar Abdalla, dan calon lainnya.

Beberapa jam jelang pemilihan, posko yang sekaligus penginapan Gus Solah terus dibanjiri Muktamirin. Posko Gus Sholah berlokasi di Wisma Diklat Perindustrian, sekitar 2 KM dari arena Muktamar. Mereka datang meminta agar Gus Solah menang untuk memimpin NU ke depan.

Setelah sebelumnya panitia pelaksana Muktamar NU merilis waktu pemilihan ketua umum PBNU dan Rais Aam dipercepat 10 jam, panitia pelaksana kembali mengumumkan kemungkinan waktu pemilihan akan dimundurkan pada hari Sabtu (27/3/2010) besok.

KH Sahal Mahfuzz diunggulkan akan kembali memimpin Rois Aam PBNU. Kiai Sahal adalah calon yang paling diminati peserta muktamar untuk memimpin NU pada periode mendatang. Demikian hasil survei Lembaga Survei Trust Indonesia yang disebar ke 100 responden yang terdiri dari para muktamirin ini.

Kedudukan khitan perempuan dalam Islam menjadi semakin istimewa bagi pemeluknya, setelah sidang komisi Batsul Masail Maudluiyah dalam Muktamar NU ke-32 di Makassar, menyimpulkan hukum khitan bagi kalangan muslimah sebagai Masyru'.

Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat menyatakan dukungannya kepada calon Rais Aam KH MA Sahal Mahfudz dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dalam Muktamar NU di Makassar.

Dalam tradisi NU, Rois Aam itu dipilih langsung oleh peserta muktamar. Dipilih oleh Ahlul Hali Wal 'Aqdi (Dewan Ulama) hanya pada Muktamar ke-28 di Situbondo, Jawa Timur.

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar NU meminta agar Muktamar NU ke-32 juga merekomendasikan soal maraknya radikalisasi di kalangan pelajar. IPNU kembali menegaskan sikapnya yang netral dalam proses suksesi pimpinan NU ini.