"Jadi bukan saya yang melakukan tindakan menghalang-halangi penyelidikan," kata Sekretaris Bidang Pemberdayaan Perempuan DPP PD, Bertha Herawati.

Politikus PD Bertha Herawati mengaku pernah bertemu dengan 2 WN Malaysia, Hasan bin Khusi dan R Azmi bin Muhamad Yusof, yang diduga terlibat dalam pelarian Neneng selama menjadi buronan. Ia mengenal keduanya.

"Pencekalannya kita serahkan saja ke proses hukum. Kita baru tahu hari ini dari media massa, kalau memang terbukti partai akan menindaklanjuti," tegas Wakil Sekjen PD, Saan Mustopa.

Chamila, wanita yang setia mendampingi Neneng Sri Wahyuni dari pelarian ke luar negeri, angkat bicara. Dia mengaku majikannya mendapat pengawalan dua orang WN Malaysia sampai mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.

Hari ini penyidik KPK memeriksa Neneng Sri Wahyuni, tersangka kasus PLTS Kemenakertrans. Selain Neneng, penyidik juga akan mencecar R Azmi bin Moh Yusuf, managing director Merah Holding.

Istri Nazaruddin mengakui bahwa dirinya masuk ke Indonesia dari Malaysia melalui jalur tak resmi atau ilegal. Neneng ke Indonesia menggunakan kapal laut yang biasa mengangkut rombongan TKI.

Pengacara Neneng Sri Wahyuni, Elza Syarief, menegaskan kliennya tidak mengenal 2 warga negara Malaysia yang diduga terlibat dalam pelarian Neneng selama menjadi buronan. Kedua WN Malaysia bernama Hasan Bin Khusi dan R Azmi Bin Muhamad Yusof juga telah jadi tersangka.

KPK akhirnya menetapkan dua warga negara Malaysia yang melindungi Neneng Sri Wahyuni sebagai tersangka. Keduanya dijerat pasal merintangi penyidikan yang dilakukan KPK.

Selain mengirim utusannya, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia juga menghubungi KPK. Dia menanyakan dua warganya yang ikut ditangkap karena diduga melindungi Neneng Sri Wahyuni.

Selain menangkap 2 WN Malaysia, KPK juga menyeret seorang perempuan yang selalu mendampingi Neneng. Setelah diperiksa, perempuan yang diketahui merupakan pembantu rumah tangga Neneng ini dilepas.