Sebelum capres dan cawapres mendeklarasikan diri, publik selalu bertanya-tanya siapa yang bakal menjadi pilihan mereka di Pilpres 2014. Kini, usai capres dan cawapres mendeklarasikan diri, banjir deklarasi dukungan menjadi aktivitas politik yang rutin dilakukan.

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA menunjukkan bahwa pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) unggul dalam perolehan basis massa Nahdlatul Ulama (NU), namun lemah di basis massa Muhammadiyah. Apa tanggapan Jokowi?

Dalam survei LSI Denny JA, pasangan bakal capres-cawapres Jokowi-JK mengungguli pasangan Prabowo-Hatta. Melihat hasil survei tersebut, Jokowi memilih tak jumawa karena banyak hal yang berubah.

Denny JA mengklarifikasi dakwaan jaksa KPK yang mengungkap adanya gratifikasi berupa survei gratis dari LSI ke Anas Urbaningrum. Dia mengklaim apa yang disumbang ke Anas adalah bagian dari bisnis.

Dua pasangan bakal capres dan cawapres, Prabowo-Hatta serta Jokowi-JK ditopang oleh mesin politik dari partai pengusung keduanya. Mesin politik ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh kedua pasangan.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA melakukan survei elektabilitas Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta di kalangan NU dan Muhammadiyah. Hasilnya, kekuatan keduanya relatif berimbang.

Empat puluh hari menjelang Pilpres 2014, perbandingan elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK mulai terlihat. Survei internal PKS menyebut Prabowo-Hatta menempel ketat Jokowi-JK. Mampukah Prabowo melibas Jokowi di Pilpres 9 Juli nanti?

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA melakukan survei elektabilitas Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Hasilnya, Jokowi-JK masih unggul jauh di atas Prabowo-Hatta.

Selain menerima duit lebih dari Rp 100 miliar dan 2 mobil mewah, Anas juga mendapatkan survei gratisan dari LSI Denny JA. Tapi Anas mengaku lupa survei yang digelar dengan biaya Rp 478,632 juta itu.

Mantan Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum didakwa menerima duit Rp 116,5 miliar dan US$ 5,2 juta dari proyek-proyek yang didanai APBN. Dari mana saja duit itu berasal?