Busyro Muqoddas akan segera habis masa tugasnya pada 10 Desember mendatang. Pansel KPK pun sudah mengirim dua calon pimpinan KPK ke DPR yakni Busyro sendiri dan Robby Arya Brata. 

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly akan mengkaji kebutuhan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) terkait seleksi pimpinan KPK.

Komisi III DPR membuka kemungkinan untuk menolak 2 nama calon pimpinan KPK yang sudah diajukan. Namun, Ketua Komisi III Azis Syamsuddin mengaku baru bisa menyebutkannya setelah rapat pleno komisi. 

Masa jabatan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas akan berakhir pada 10 Desember 2014 mendatang. Bila pada saat itu DPR belum memilih 1 dari 2 calon pimpinan KPK yang sudah diajukan, maka Presiden bisa menerbitkan Perpu untuk menunjuk pimpinan KPK.

Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono telah menyerahkan dua nama capim KPK ke DPR. Namun, kini DPR membuka kemungkinan menolak 2 nama itu dan mengulang proses pemilihan dari awal.

Pansel Pimpinan KPK sudah menyeleksi 6 calon pimpinan KPK menjadi 2 nama. Namun, anggota Komisi III DPR justru meminta agar Pansel kembali menghadirkan 6 calon tersebut di DPR. 

Robby Arya Brata bersaing dengan Busyro Muqoddas untuk mengisi satu kursi pimpinan KPK yang akan kosong pada Desember 2014 nanti. Robby pun menantang panitia seleksi untuk mengadakan debat terbuka antara dirinya dengan Busyro.

Salah satu calon pimpinan KPK yang diajukan Panitia Seleksi (Pansel) ke presiden adalah Robby Arya Brata. Robby merupakan Kepala Bidang Hubungan Internasional Setkab dari 2011 hingga sekarang.

Pansel KPK Farouq Muhammad menegaskan, Robby Aryabrata dan Busyro Muqoddas terpilih sebagai capim KPK secara murni tanpa intervensi pihak manapun. Makanya, ia juga meminta DPR menyeleksi 2 nama itu secara murni.

Busyro Muqoddas dan Robby Arya Brata berhasil lolos sebagai calon pimpinan KPK. KPK berharap DPR akan memilih yang terbaik dari kedua calon tersebut.