Sebanyak 28 kilogram sabu disita Polri dari empat orang warga negara Malaysia ketika hendak menyelundupkannya ke wilayah Indonesia. Penangkapan berlangsung di Cengkareng, Lampung dan Riau.

"Untuk jaringan sindikat narkoba internasional yang telah berhasil diungkap, yang terbanyak adalah yang melibatkan WN Malaysia, kemudian Iran," kata Direktur Tipid Narkotika, Brigjen Pol Arman Depari.

Dua warga negara Malaysia geram dengan keterangan Bertha Herawati yang menjadi saksi di persidangan. Keduanya membantah seluruh keterangan Bertha terkait 'perlindungan' untuk Neneng saat berada di Malaysia dalam pelariannya.

2 warga negara Malaysia, Mohammad Hasan Bin Khusi dan R Azmi bin Muhammad Yusof ternyata pernah bertemu Muhammad Nazaruddin di Rutan Cipinang. Keduanya pernah membicarakan pemulangan Neneng ke Indonesia.

Bertha Herawati menyebut keberadaan Neneng Sri Wahyuni di Kuala Lumpur sudah diketahui Mohammad Hasan Bin Khusi dan R Azmi bin Muhammad Yusof. Bahkan Hasan memastikan Neneng yang kala itu masuk daftar buronan, aman berada di negeri Jiran.

Thoyyibin Abdul Aziz mengaku pernah berkomunikasi dengan istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni ketika hendak terbang dari Batam ke Jakarta menggunakan maskapai Garuda Citilink.

Tiga WN Malaysia ditangkap Polresta Pekanbaru terkait bisnis investasi ilegal. Selain itu, 3 warga negara Indonesia yang diduga sebagai broker turut diamankan.

Petugas Bea Cukai Kanwil Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, mengamankan 4 warga Malaysia yang diduga kuat terkait jaringan narkoba. Saat ini ke-4 orang tersebut masih diperiksa petugas.

Jaksa penuntut umum pada KPK memutar rekaman CCTV dalam persidangan lanjutan dengan terdakwa 2 warga negara Malaysia Mohammad Hasan Bin Khusi dan R Azmi Bin Muhammad Yuso.

Saksi yang menghilang adalah Aan. Karyawan PT Anugerah Nusantara yang bertugas sebagai sopir bagi M Nazaruddin itu sebenarnya sudah datang ke Pengadilan Tipikor dan sebelum sidang meminta izin makan siang.