RS Hasan Sadikin, Kamis (14/5/2009) kembali menerima pasien suspect H1N1, seorang wanita berinisial EK (31) masuk RSHS pada pukul 10.20 WIB dan langsung masuk ke ruang isolasi Flamboyan RSHS. Dia mempunyai riwayat pernah berkunjung ke Amerika Serikat dalam sepekan terakhir.

Pasien suspect H1N1 ES (39) yang sejak Senin (11/5/2009) malam dirawat di ruang isolasi Flamboyan RSHS, dapat segera pulang jika dinyatakan negatif. Namun keputusan boleh tidaknya ES pulang, tergantung pernyataan resmi dari hasil Balitbangkes Jakarta.

Wisman dari Malaysia dan Singapura menjadikan Bandung sebagai salah satu tujuan wisata favorit. Meski mengaku cukup nyaman di Bandung, namun mereka mengeluhkan bandara di Bandung.

Kota Bandung masih menjadi kota tujuan wisata yang paling banyak diminati dibandingkan dengan kota lain di Jabar. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Asita Jabar Herman Rukmanadi dalam acara Jabar Travel Exchange atau JTX-11 yang digelar di Hotel Horison Jalan Pelajar Pejuang 45, Rabu (13/5/2009).

Geger flu babi masuk Bandung dibantah Depkes. Indonesia belum pernah terkena kasus flu babi. Kopilot AirAsia yang sedang dirawat di Bandung, juga bukan suspect flu babi.

2 Pasien yang yang diduga terkena flu babi segera dipulangkan dari RSPI Sulianti Soeroso. Hasil tes menunjukkan bila dua pasian itu, LC dan SL, negatif flu babi.

Bandara Husein Sastranegara tidak memiliki Thermal Detector sehingga sulit untuk memeriksa wisatawan yang masuk ke Kota Bandung. Untuk itu Pemprov Jabar berencana mengajukan pengadaan alat Thermal Detector tersebut pada pemerintah pusat.

Menanggapi adanya pasien suspect H1N1 atau dikenal dengan flu babi Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Jawa Barat Herman Rukmanadi menyatakan pemerintah harus segera serius menangani kasus ini. Karena jika hal itu tidak segera dilakukan, Herman khawatir industri pariwisata akan mengalami penurunan.

Orang yang hendak besuk ES di ruang Flamboyan RSHS Bandung, tidak diperbolehkan masuk mendekati ES. Mereka cukup melihat sang pasien yang diduga terjangkit virus H1N1 itu dari layar CCTV.

Seorang periset Australia mengklaim bahwa virus baru flu H1N1 mungkin berkembang akibat kesalahan manusia (human error). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah menyelidiki klaim tersebut.