Usai pengunduran diri Airlangga Hartarto, hanya ada calon tunggal untuk menjadi Ketua Umum Golkar yakni Ical. Ketua Panitia Munas IX Golkar Ahmadi Noor Supit memastikan Ical menang secara aklamasi.

Jalan Aburizal Bakrie untuk kembali menjabat sebagai ketua umum Golkar semakin mulus. Setelah Airlangga Hartarto mundur dari bursa caketum, kini Ical mengklaim sudah didukung 248 DPD.

Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari bursa caketum Golkar. Meski demikian dirinya ogah komentari rekaman yang berisi suara Ketua SC Munas Nurdin Halid yang menskenariokan pemenangan Aburizal Bakrie (Ical).

Ketua DPP Golkar Airlangga Hartarto mundur dari bursa calon ketua umum Golkar. Dengan demikian hanya tinggal seorang saja yakni calon incumbent, Aburizal Bakrie alias Ical.

Sebuah rekaman berdurasi 122 menit 57 detik berisi suara mirip Nurdin Halid tengah pimpin rapat beredar. Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso mengaku kaget mendengar pembicaraan dalam rapat tersebut.

Tokoh senior Golkar Zainal Bintang menyesalkan sikap presidium penyelamat partai yang tidak hadir di Munas IX Golkar. Menurut Zainal, Agung Laksono harusnya hadir dan menantang Ical untuk bertanding di bursa caketum.

Caketum Golkar Airlangga Hartarto mencium banyak hal yang tak lazim di Munas termasuk soal surat dukungan dari DPD ke Caketum. Ketua Wantim Golkar Akbar Tandjung pun menawarkan diri untuk melakukan verifikasi.

Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) mendeklarasikan dukungan untuk calon ketua umum incumbent Aburizal Bakrie (Ical). Deklarasi‎ dukungan untuk Ical itu dilakukan MKGR tanpa kehadiran Ketua Umum MKGR Priyo Budi Santoso.

Ada skenario yang disiapkan para pengurus daerah Golkar saat Munas IX Golkar. Agenda penyampaian pandangan atas LPJ pengurus akan 'disulap' jadi deklarasi dukungan kepada Aburizal Bakrie untuk menjabat lagi sebagai Ketum.

Munas IX Partai Golkar masih berlangsung di Nusa Dua, Bali. Musyawarah yang ditentang Agung Laksono cs itu diprediksi akan kembali dimenangkan oleh Aburizal Bakrie alias Ical secara aklamasi. Jika hal itu terbukti, Agung Laksono menyebut demokrasi telah mundur.