Ekspor sapi Australia ke Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan sekitar 77 persen tahun 2014 ini menyusul kenaikan drastis eskpor sapi yang terjadi pada paruh kedua tahun lalu. Dikatakan, Indonesia mengubah ketentuan itu sebagai bagian stabilisasi harga daging sapi.

Pemerintah mengakui kesulitan mengendalikan kebutuhan daging sapi di dalam negeri bahkan hingga tahun mendatang.

Realisasi impor sapi dan daging sapi ke Indonesia selama tahun 2013 meningkat cukup tajam bila dibandingkan tahun 2012. Sedangkan impor buah dan sayuran sudah turun.

Kemendag belum merespon permintaan RNI untuk melakukan impor sapi. Padahal BUMN ini telah mengajukan 2 kali surat permohonan sejak beberapa bulan lalu.

Seperti teori kimia, asam dan basa rupanya juga dimiliki oleh bahan makanan yang kita makan sehari-hari. Sama sekali bukan dikategorikan dari rasanya, terlalu banyak makan makanan yang bersifat asam dapat memberikan pengaruh buruk bagi tubuh. 

Kemendag memperkirakan akan ada impor (tanpa kuota) 720.000 ekor sapi bakalan (perlu digemukkan) didatangkan dari Australia tahun depan.

Perusahaan penggemukan sapi (feedloter) dan Rumah Potong Hewan (RPH) kini lebih memilih mendapatkan sapi impor daripada sapi lokal karena tak ada sistem kuota.

Pemerintah menargetkan revisi UU No 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan bisa tuntas awal tahun depan, agar RI tak bergantung impor daging dari Australia saja.

Meskipun jumlah daging sapi impor hanya sebesar 20% dari total kebutuhan daging nasional, namun daging sapi impor disukai banyak orang. Daging sapi lokal juga punya keunggulan. Keduanya dapat dengan mudah dibeli di pasaran.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengaku kesulitan menjual daging beku impor dari Australia.