“digaji ya berapa puluh ribu mbak, atau kadang ya ga digaji, tapi yang penting itu berkahnya mbak, hidup tenang”

“digaji ya berapa puluh ribu mbak, atau kadang ya ga digaji, tapi yang penting itu berkahnya mbak, hidup tenang”

Raja Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan gelar baru kepada putri bungsu GRAj Nurastuti Wijareni yang akan menikah pada bulan Oktober 2011. Calon menantu, Achmad Ubaidillah juga diberikan dengan gelar baru sebagai tanda anggota keluarga keraton.

Masuk menjadi bagian dari keluarga keraton tentu tidak mudah, terlebih bagi masyarakat biasa yang tidak punya embel-embel kebangsawanan. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Ubai, yang sebentar lagi menikahi Jeng Reni.

Perjodohan putri keraton dengan calon pengantin pilihan sang raja barangkali memang sudah menjadi dongeng. Putri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Raden Ajeng (GRAj) Nurastuti Wijareni, dan calon suaminya, Achmad Ubaidillah, menemukan cinta mereka sendiri.

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat segera menggelar pesta pernikahan putri bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gusti Raden Ajeng (GRAj) Nurastusi Wijareni atau Reni. Calon menantu Sultan adalah salah seorang pegawai di Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres).

Pemerintah telah menuntaskan draft revisi RUU PRT agar bisa masuk daftar program legislasi nasional (prolegnas) DPR 2012. Penguatan hak PRT dan keunikan hubungannya dengan majikan, mendapatkan penekanan.

Asihono putra ketiga (alm) Mbah Maridjan dilantik menjadi juru kunci Gunung Merapi. Asih pun berjanji akan selalu berkoordinasi dan ajak masyarakat untuk ikut menjaga gunung teraktif dunia itu.

'Laskar Dagelan' adalah respon atas 'diusiknya' status keistimewaan Jogja oleh pemerintah pusat. Intinya, ini adalah cara orang 'Republik Jogja' marah. Dan, bayangkan, marah saja mereka bisa membuat orang terpingkal-pingkal 2 jam tanpa putus!

Ada beberapa ruangan yang memang tidak boleh kita masuki. Kamar Sultan, Ruangan mahkota, dan kamar tamu yang dimana Bung Karno pernah menginap disana.