Status darurat internasional yang diberikan World Health Organization (WHO) memang bukan tanpa alasan. Terhitung sudah ada 1.779 kasus terjadi semenjak Ebola pertama kali muncul Februari, dengan 962 korban meninggal dunia.

Wabah Ebola kini tengah menjadi hantu bagi dunia. Ebola menyerang dan menyebar ke sejumlah negara. Belum ada obatnya. Sebenarnya, dari mana penyebaran virus Ebola ini bermula? 

Penyebaran Ebola di tanah Afrika mulai memprihatinkan karena pengidapnya mencapai 1.700 orang. Angka kematian akibat Ebola telah mencapai 960 orang, sehingga WHO menyatakan Ebola sebagai darurat kesehatan internasional.

Wabah virus ebola yang merebak di tiga negara di Afrika membuat pemerintah Afrika Barat mengumumkan keadaan darurat nasional. Bahkan, kini WHO menyatakan ebola adalah Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

Obat Ebola eksperimen yang masih dalam tahap uji coba semakin diminta untuk segera dikirim ke Afrika Barat. Pasalnya penyebaran Ebola semakin parah dan tenaga kesehatan di sana sudah tidak mampu lagi menanggulanginya.

Sudah ada beberapa obat yang diklaim dapat sembuhkan Ebola di Amerika Serikat. Dua pasien Ebola di Amerika yang diberikan obat tersebut menunjukkan pembaikan kondisi. Namun di Afrika obat tersebut belum dapat diberikan, mengapa?

Ketakutan dengan wabah virus Ebola, para tenaga kesehatan di Liberia melarikan diri. Akibatnya banyak rumah sakit tutup dan pasien dengan penyakit umum terlantar.

Obat untuk virus Ebola yang mewabah di Afrika masih berstatus uji coba atau eksperimen. Akan tetapi obat tersebut sudah diberikan kepada dua orang pasien asal Amerika yang terjangkit Ebola di Liberia.

Wabah virus Ebola yang menyebar di Afrika semakin meresahkan. Pasalnya, belum ada obat atau vaksin yang dapat menyembuhkan pasien. WHO pun sudah menyerukan agar pihak-pihak terkait mau menggunakan obat yang masih dalam tahap eksperimen atau uji coba untuk digunakan pada pasien Ebola.

Kapolri Jenderal Sutarman melepas 32 personel Polri ke wilayah konflik di Sudan dan Sudan Selatan. Mereka akan bertugas sebagai pendamping dalam restrukturisasi kepolisian setempat bersama staf PBB lainnya.