Makananan pendamping ASI (MPASI) bisa diberikan secara perlahan agar anak terbiasa hingga akhirnya bisa mengunyah makanan padat seperti disarankan oleh dokter.

Memijat bayi merupakan kegiatan yang bisa membantu pertumbuhan bayi dan memberi manfaat kedekatan emosional antara ibu dan buah hati. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ibu hendak memijat bayi Anda.

Tradisi memijat bayi telah dipraktikkan secara turun-temurun sebagai bagian dari perawatan bayi. Tahukah Anda bahwa pijat bayi ini akan memberikan berbagai manfaat bagi ibu dan bayi, terutama jika pijat dilakukan sendiri oleh sang ibu.

Setiap ibu pasti menginginkan hubungan yang dekat dengan sang buah hati. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memijat bayi yang dapat mengeratkan ikatan ibu dan anak baik secara fisik maupun emosional.

Buah seperti alpukat atau pisang umum menjadi pilihan para ibu sebagai salah satu Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Namun, untuk mengurangi rasa pahit yang kadang muncul, bolehkah jika alpukat atau pisang dicampur dengan madu?

Saat bayi tengah tertidur lelap, pernahkah Anda memperhatikan jika si kecil tiba-tiba tersenyum? Melihat hal ini, beberapa orang tua kerap memiliki keyakinan bahwa saat si kecil tersenyum tandanya ia sedang diajak bermain atau bercanda dengan makhluk halus.

Beberapa ibu menyapih anaknya saat si kecil berusia dua atau tiga tahun. Meski dalam beberapa kasus, ada juga ibu yang masih memberikan air susu ibu (ASI) kepada anak yang tak lagi balita. Seperti ibu yang satu ini.

Tugas anak adalah bermain. Apalagi ketika usianya baru satu sampai tiga tahun. Pada masa itu si kecil sedang sangat aktif mengeksplorasi sekelilingnya. Mereka memiliki rasa penasaran yang besar sehingga selalu bergerak ke sana kemari untuk mencari tahu.

Lama tak terlihat membintangi film, Agni Pratistha kini tengah disibukkan dengan kegiatannya sebagai ibu dari seorang bayi berusia 11 bulan, Rudra Arka Monarfa. Kepada Rudra kecil, Agni pun memperkenalkan aktivitas mandi yang menyenangkan.

Sebagian besar kasus kematian bayi secara mendadak diakibatkan oleh kesalahan dalam posisi tidur mereka. Namun penelitian terbaru menemukan, tempat tinggal juga dapat memicu risiko serupa, apalagi pada bayi yang tinggal di daerah ketinggian.