Ketum PPP Suryadharma Ali meminta maaf di hadapan peserta Mukernas III atas putusannya mendukung pencapresan Prabowo. Dua sekondannya, Djan Faridz dan Haju Lulung tak muncul di Mukernas. Ada apa?

Keputusan Mukernas PPP mempertegas fatwa Majelis Syariah yang menganulir semua keputusan Suryadharma Ali. Sang ketua umum pun pasrah tanpa perlawanan, sembari menitikkan air mata.

Ketua Umum PPP Suryadharma Ali meminta maaf atas tindakan politiknya yang memicu kekisruhan di internal PPP. Pernyataan maaf itu disampaikan SDA dalam mukernas PPP.

Mukernas PPP belum menyepakati jalinan koalisi dengan partai mana pun. Arah koalisi PPP tak lagi tertuju ke Gerindra, tiket pencapresan Prabowo Subianto pun semakin jauh dari aman.

Ketum PPP Suryadharma Ali dengan gagahnya menyatakan dukungannya ke Prabowo Subianto di kampanye akbar Gerindra pada 23 Maret lalu. Tapi keberanian Suryadharma harus dibayar mahal, internal PPP terbelah dua.

Ketua Umum Suryadharma Ali (SDA) hadir di mukernas PPP. Kehadiran orang nomor satu di partai berlambang Kabah itu untuk memberi penjelasan perihal ijtihad politiknya yang memicu kekisruhan internal.

Meski perseteruan internal PPP berakhir dengan baik baik saja, tetapi pertanyaan yang masih belum terjawab adalah kenapa Suryadharma Ali sebegitu ngotot PPP harus berkoalisi dengan Gerindra?

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menegaskan partainya tidak pernah merasa dikhianati oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Padahal atas deklarasi itu, Gerindra sudah sangat yakin langkahnya untuk mencapreskan prabowo makin ringan. Namun jika mukernas mementahkan koalisi itu lalu memutuskan arah koalisi yang lain, lantas bagaimana nasib 'kemesraan' Gerindra-PPP selanjutnya?

Kekisruhan yang terjadi di internal PPP membuat pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) prihatin. MUI berharap partai berlambang Ka'bah itu dapat menyelesaikan konflik internalnya secara baik dan beradab.