Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini memanggil putri hakim konstitusi, Arsyad Sanusi, Neshawati terkait dugaan suap di MK. Neshawati mengaku akan memenuhi panggilan lembaga antikorupsi tersebut.

Putri dari hakim konstitusi Arsyad Sanusi, Neshawati, hari ini dijadwalkan untuk diperiksa penyelidik KPK. Namun yang bersangkutan tidak hadir karena mengurus kelengkapan berkas atas laporannya di Polda Metro Jaya.

Selama lebih dari 6 jam, Bupati Simalungun JR Saragih dimintai keterangan oleh Majelis Kehormatan Hakim MK terkait tulisan Refly Harun di Kompas, Oktober 2010. Selain Saragih, juga ikut serta diperiksa 4 nama yang terungkap dalam temuan Tim Investigasi MK.

Mantan calon Bupati Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud ditangkap polisi karena kepemilikan 1 butir ekstasi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan berkoordinasi dengan Kepolisian untuk meminta keterangan Dirwan dalam kasus mafia kasus di MK.

MKH MK telah melayangkan surat panggilan kepada seluruh pihak yang disebut dalam testimoni Refly Harun maupun Dirwan Mahmud. Namun MKH tidak bisa melakukan panggilan paksa kalau saksi menolak datang.

Bagi pengacara Dirwan Mahmud, penahanan dalam kasus kepemilikan satu ekstasi berpotensi menghambat pengusutan kasus dugaan suap di MK. Namun, bagi ketua MK Mahfud MD justru kesaksian Dirwan tak berpengaruh apa-apa.

Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi mengaku siap dimintai keterangan seputar dugaan suap oleh Majelis Kehormatan Hakim (MKH)yang dibentuk Mahkamah Konstitusi (MK). Arsyad akan mengungkapkan fakta kebenaran.

KPK terus bergerak menyelidiki dugaan pemerasan di MK. Selain telah memeriksa Refly Harun dan Maheswara Prabandono, KPK juga memanggil mantan calon Bupati Bengkulu Selatan, Dirwan Mahmud.

Mahkamah Konstitusi membentuk Majelis Kohormatan Hakim untuk memeriksa hakim konstitusi Akil Mochtar dan Arsyad Sanusi terkait testimoni Refly Harun dan Dirwan Mahmud. MKH ini bersifat tertutup dan bekerja selama satu bulan sejak hari ini.

Hakim Konstitusi Akil Mochtar mengaku telah melaporkan lagi jarta kekayaanya pada 2007, beberapa waktu sebelum mencalonkan diri menjadi calon Gubernur Kalimantan Barat.