Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Eksus) Kombes Rahmad Sunanto mengakui pihaknya lamban dalam menangani kasus korupsi dan pencucian yang melibatkan dua eks pegawai pajak dan wajib pajak dari Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas (SAIPK).

Polisi menangkap dua bekas pegawai pajak bernama Denok Taviperiana dan Totok Hendriyatno, serta seorang komisaris perusahaan. Ketiganya diduga melakukan kongkalikong restitusi pajak. Berikut perjalanan kasusnya.

Penyidikan terkait kasus suap pajak dengan melibatkan dua bekas pegawai pajak terus berlanjut. Polisi melakukan pengejaran terhadap aset dua tersangka Denok dan Totok, yang mereka dapat dari hasil suap.

Mabes Polri baru saja menangkap tersangka kasus suap pajak berinisial D dan T. Usut punya usut ternyata yang dibekuk polisi itu statusnya sudah bukan lagi pegawai pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Mabes Polri baru saja menangkap tersangka kasus suap pajak berinisial “D” dan “T”. Siapakah kedua orang tersebut?

T dan D, pegawai Pajak di kantor pelayanan Pajak yang diduga menerima uang suap Rp 1,6 miliar, sudah mengakui perbuatannya.

Mabes Polri menahan 2 pegawai pajak di kantor pelayanan pajak masuk bursa. Keduanya berinisial T dan D. Keduanya diduga menerima suap Rp 1,6 miliar. Seorang komisaris perusahaan juga ikut diamankan.

Keduanya menerima suap Rp 1,6 miliar dari perusahaan PT SAIPP atas pengurusan restitusi pajak Rp 21 miliar.

Mabes Polri menangkap dua pegawai pajak di kantor pelayanan pajak perusahaan masuk bursa berinisial T dan D. Keduanya diduga menerima suap Rp 1,6 miliar dari perusahaan PT SAIPP.

"Mudah-mudahan pas dibagikan lagi nanti punya saya dan anak beneran ada.”