BPKP hari ini mendatangi Sudin Pendidikan Pemkot Jakbar untuk bertemu dengan staf sarana prasarana terkait audit pengadaan UPS.

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DKI Jakarta sedang mengaudit pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) di puluhan sekolah berdasarkan APBD 2014 dengan nilai yang sangat fantastis. Tak hanya meminta keterangan dari pemenang tender, BPKP juga memanggil pihak sekolah yang telah dikirimi UPS.

Permasalahan 'dana siluman' antara DPRD dan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama mau tak mau melibatkan institusi lain. Gubernur Ahok menugaskan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DKI Jakarta mengaudit pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) di puluhan sekolah berdasarkan APBD 2014 yang nilainya sangat fantastis. BPKP pun bekerja sama dengan pihak kepolisian.

Ahok murka mendengar nama-nama tender pengadaan UPS dalam APBD 2014 banyak yang tidak sesuai. Ia mengistilahkan perusahaan-perusahaan itu main arisan.

Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) membeberkan pengadaan dana 'siluman' miliaran rupiah pengadaan Uninterrupted Power Supply (UPS) untuk sekolah-sekolah. Nama-nama perusahaan pengadaan 'UPS siluman'.

Pengadaan perangkat penyedia daya listrik (uninterruptible power supply/UPS) yang nilainya lebih Rp 5 miliar untuk setiap sekolah di Jakarta di mata praktisi telekomunikasi Johar Alam Rangkuti adalah hal yang aneh. Angka tersebut secara IT tidak masuk akal.

APBD 2014 yang ditunjukkan Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) memuat anggaran fantastis miliaran rupiah dalam pengadaan UPS untuk sekolah-sekolah. Komisi E DPRD yang membidangi pendidikan menyatakan perusahaan-perusahaan pemenang lelang itu bisa dipanggil Komisi E untuk dimintai keterangan.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama marah luar biasa ketika tahu anggaran Pemprov DKI Jakarta mengalami penggelmbungan yang luar biasa. Ahok menyebut ada dana siluman yang dibuat oleh DPRD terutama dalam anggaran pendidikan DKI.

Tahun 2014 merupakan tahun kedua penyelenggaraan 'Toto's Filmmaking Class' dan diikuti oleh 42 peserta siswa-siswi dari SMKN 57 Jakarta Selatan yang dibagi dalam 5 kelompok. Kegiatan ini dilakukan selama 10 hari di bulan November secara gratis dan dibekali langsung oleh praktisi di dunia perfilman Indonesia yang dipimpin oleh Salman Aristo.

Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 1991, sudah ada 57 institusi Toyota-Technical Education Program (T-TEP) yang tersebar di ujung Sumatera hingga Papua. Di tahun ini Toyota Indonesia berkomitmen untuk menambah institusi T-TEP.