Meski SBY menegaskan belum melakukan manuver politik terkait power sharing, isu tentang calon menteri terus berkembang. Bahkan tokoh dari parpol di luar koalisi pendukung disebut-sebut akan direkrut sebagai bagian dari rekonsiliasi pasca pilpres.

Pertemuan antara utusan SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo  dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak membicarakan koalisi di pemerintahan SBY-Boediono mendatang.

Calon presiden Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) ternyata sudah menyerahkan laporan kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Laporan itu diberikan pada Jumat 16 Mei kemarin.

Wajah Rini Mariani Soemarno terlihat berdiri di belakang Mega-Prabowo saat duet ini diumumkan. Sementara sejumlah pengusaha nasional menghadiri deklarasi duet SBY-Boediono.

Cawapres SBY, Boediono melaporkan kekayaan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pelaporan hanya berselang 3 jam setelah SBY.

Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengambil formulir Laporan Harta Kekayaan dan Pejabat Negara (LHKPN). Namun kedatangannya hanya diwakili oleh Kepala Sekretariat Partai Hanura Slamet Rujito.

"Agaknya memang belum berjodoh. Komunikasi politik belum bermuara pada koalisi," kata Ketua DPP PD Anas Urbaningrum tentang pertemuan intensif elit PDIP-Gerindra.

Amien Rais dikenal sebagai pengkritik aktif terhadap pemerintahan SBY. Namun, menjelang Pilpres 2009, Amien Rais dan SBY berkomunikasi intensif. Amien dan PAN mendukung SBY. Berikut riwayatnya.

PDIP tidak menutup buku terhadap Gerindra. PDIP masih membuka lebar-lebar pintu koalisi dengan Gerindra jika komunikasi politik dua partai itu diperbarui.

Besar kemungkinan Mega berduet dengan Prabowo, capres dari Gerindra. Sebab kedua partai sudah melakukan kesepakatan secara tertulis. Tinggal ketok palu saja.