Insiden kekerasan terjadi di galangan kapal di Myanmar, ketika polisi dan tentara menembakkan peluru tajam dan peluru karet ke para demonstran yang berkumpul.
Meski ancaman militer untuk menekan pengunjuk rasa terus digaungkan, para pendemo tidak menyurutkan niatnya untuk menuntut sikap militer soal kudeta Myanmar.
Militer Myanmar menangguhkan UU yang membatasi pasukan keamanan untuk menahan tersangka atau menggeledah properti pribadi tanpa persetujuan pengadilan.