Setelah dilakukan penyidikan, polisi menganggap Maarif warga Porong yang diduga menembak anaknya tidak ada unsur kesengajaan. Peristiwa itu murni kelalaian.
Penembakan brutal di lembaga pendidikan masih terus terjadi. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, sedikitnya telah terjadi 16 penembakan berdarah di kampus maupun sekolah di seluruh dunia.
Pembunuh Bos Dirut PT Asaba Boedyharto Angsono, Letda (Marinir) Syam Ahmad Sanusi, ditemukan di kolong tempat tidur saat penggerebekan. FN 45 tergenggam di tangannya.
Tiga dari lima orang yang menyergap Letda (Marinir) Syam Ahmad Sanusi, luka akibat adu tembak. Seorang penyergap, Lettu Dodi dari POM AL Lantamal III, terluka parah di bagian perut.