Ternyata masih ada anak muda yang tidak meninggalkan diary di era serba digital ini. Salah satunya adalah Carissa Putridianty yang masih rajin menulis diary.
London pada akhir September 1665 tengah berada di puncak wabah sampar. Lewat buku hariannya, Samuel Pepys rekam suasana yang kini terasa kembali familiar.