Di Rusia tak banyak orang menentang invasi ke Ukraina. Dukungan terhadap Presiden Vladimir Putin tetap tinggi. Sosiolog Rusia mencoba menjelaskan fenomena itu.
Ketidakmampuan militer Jerman menjaring cukup tenaga kerja mencuatkan isu kelangkaan personel. Buntutnya, pemerintah-oposisi berdebat kembalinya wajib militer.
Berkomitmen untuk selalu menentang perang di tengah dunia yang gila perang adalah sesuatu yang tidak mudah. Namun putus asa dan pesimis bukanlah pilihan.
Ketika perang di Ukraina makin berlarut-larut, Rusia membutuhkan tentara baru untuk bergabung di garis depan. Kini lebih banyak perempuan yang mereka rekrut.
Tentara Rusia telah merekrut 385.000 orang sepanjang tahun ini. Banyaknya jumlah ini lantaran Moskow butuhkan banyak tentara untuk lakukan serangan di Ukraina.