Indonesia mulai memproduksi ventilator yang selama ini diimpor. Ventilator tersebut dibuat oleh perguruan tinggi, perusahaan swasta, dan lembaga pemerintah.
"Pengalaman kami dalam rapid test karena ada bahan baku yang masih harus diimpor, kadang-kadang terlambat atau terhambat atau terlalu lama di bandara."
"Kemudian itu belum termasuk nanti adalah interior itu belum termasuk, yang Rp 350 M adalah sarana untuk fisik, dan fisik juga belum pasti," ucap Burhanuddin.
"Kalau dengan kita melakukan Jiwasraya saja, uang Rp 20 triliun dikasih ke Jiwasraya ya pasti habis untuk bayar-bayar polis, polis-polis yang ingin ditarik,"