Sebanyak 75% bahan baku tempe dan tahu, yaitu kedelai untuk industri tempe dan tahu saat ini mayoritas masih diimpor dari AS dan Brasil, yang rentan terhadap kurs.
Mendag Rachmat Gobel mengakui ritel atau pengecer kedelai menaikkan harga meski importir tak menaikkan harga, sehingga para perajin tahu tempe kena imbasnya.
Sebagian para perajin tahu tempe di beberapa sentra produksi tempe di Indonesia mulai mengeluarkan 'jurus' andalan mereka, terkait kenaikan harga kedelai sejak awal Desember 2014.
Mendag Rachmat Gobel memastikan tidak akan membuka keran impor kedelai hingga akhir 2014. Gobel beralasan stok kedelai sebesar 400.000 ton cukup untuk 2-3 bulan mendatang.
Pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat cukup tajam dikhawatirkan mempengaruhi harga kedelai. Pasalnya, sebagian besar kebutuhan kedelai masih harus diimpor.