Cak Topa, alias Mustofa, adalah mantan pekerja seni yang banting setir menjadi penjual makanan. Citarasa bebek masakannya empak dengan bumbu meresap hingga ke serat-serat dagingnya. Tak heran pelanggannya pun terus bertambah.
Semilir 'anging mammiri' Pantai Losari dan indahnya senja selalu menjadi teman setia bagi warga Makassar kala menanti waktu berbuka puasa. Banyak keluarga atau pasangan yang memilih duduk-duduk santai di anjungan pantai.
Dulu, di seberang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, ada sebuah rumah makan mungil apik yang khusus menyajikan masakan Makasar. Namanya: Bawakaraeng. Sayangnya, rumah makan itu sudah lama tutup. Padahal, untuk kawasan Kemang, agaknya tampilan resto kelas menengah yang menampilkan kuliner daerah seperti itu adalah sangat tepat.
Anda penggemar iga bakar? Pastinya rumah makan yang satu wajib untuk dikunjungi. Potongan iga bakar plus saus kepiting yang empuk plus hangatnya coto Makasar dan buras hmm... dijamin bisa memuaskan selera. Penggemar konro, tunggu apa lagi? Coba yuk!
Daging entog yang katanya amis dan alot ini sepertinya hilang setelah disajikan. Teksturnya lembut dan memiliki serat yang halus. Menu entog pun disajikan dengan beragam jenis sambal. Sssshhhahhh...
Kunjungan pertama ke restoran ini benar-benar membuat saya jatuh cinta. Tidak hanya soto karaknya saja yang memikat hati dan perut tetapi hidangan lain seperti Nasi Liwet Bakar, Gudeg, dan Nasi Sambel Tumpang tak kalah menggoyang lidah. Coba yuk!
Sama seperti namanya yang cukup unik 'Rempah-Rempah'. Menu yang disajikan di restoran ini tak kalah unik, karena menyajikan hidangan berciri khas Tapanuli Selatan. Ada Sop Senggang Halimun dan Ikan Arsik yang segar dan kaya rempah!
Bagaimana bila Anda berbuka puasa dengan pocong, sundel bolong, wewegombel dan sederet 'makhluk gaib' lainnya? Eits, jangan ngeri dulu, 'makhluk gaib' ini bukan betulan melainkan nama minuman manis yang segar, slurpp!