Sebagai tokoh Muhammadiyah, Buya menjadi sosok yang senantiasa hadir melintasi golongan, kelompok agama, elite bangsa, dan bahkan dalam pergaulan internasional.
Kisah Sri Tanjung terkait nama Banyuwangi terpenggal sampai Sri Tanjung meninggal. Namun di buku budayawan Banyuwangi Aekanu Hariyono, Sri Tanjung hidup lagi.