Di tengah arus global yang deras menuju ekonomi hijau, Kaltimtara masih terjebak pada pertambangan berbasis sumber daya alam tak terbarukan alias energi fosil.
Sungai Malinau tercemar limbah dari PT KPUC, merugikan masyarakat. Ketua adat menuntut solusi dan kritik pengawasan pemerintah yang lemah terhadap perusahaan.