Sita Kaus Palestina Penonton saat Konser Lorde, The O2 Minta Maaf

Dicky Ardian
|
detikPop
SYDNEY, AUSTRALIA - NOVEMBER 28: Lorde presents Peking Duck with the ARIA for Song of The Year during the 31st Annual ARIA Awards 2017 at The Star on November 28, 2017 in Sydney, Australia. (Photo by Zak Kaczmarek/Getty Images for ARIA)
Lorde (Foto: Getty Images for ARIA/Zak Kaczmarek)
Jakarta - Konser Lorde di The O2 London pada 19 November 2025 jadi bahan omongan, bukan cuma karena penampilan sang penyanyi asal Selandia Baru itu, tapi gara-gara insiden penyitaan kaus bertuliskan Palestine dari dua penontonnya.

Manajemen The O2 sampai harus mengeluarkan permintaan maaf. Namun, bukannya mereda, justru makin banyak yang mengecam karena kejadian serupa ternyata sudah pernah terjadi sebelumnya.

"Dua staf keamanan menjelaskan kepada kami bahwa The O2 tidak mengizinkan kaus atau perlengkapan sepak bola negara mana pun dikenakan di dalam," tulis Francesca Humi, salah satu penontonnya, di Instagram

Francesca Humi dan Chloe Grace Laws datang secara terpisah untuk nonton konser Lorde. Tapi nasibnya sama: dicegat petugas keamanan dan diminta melepas kaus yang mereka pakai, kaus sepak bola FC Palestina dengan tulisan Palestine.

Menurut staf keamanan, pakaian yang mengandung nama atau simbol negara dianggap bisa menyinggung penonton lain.

Humi merasa alasan itu cukup mengherankan. Apalagi, ia mengaku melihat banyak penonton memakai kaus bertema kebangsaan lain, termasuk sepak bola.

Ketika menolak melepas kausnya, ia bahkan sempat diancam akan dikeluarkan dari venue.

"Mereka memanggil manajer keamanan yang mengatakan saya harus melepas kaus tersebut atau saya akan 'dikeluarkan' dari lokasi acara," ungkap Humi.

Akhirnya, ia harus menitipkan kaus yang disebut sebagai 'barang berbahaya' di area khusus penyimpanan.

Chloe Grace Laws juga mengalami hal serupa. Ia bercerita seorang petugas keamanan yang bersimpati mengatakan bahwa bendera Israel pun pernah dilarang saat konser grup musik Haim, yang notabene musisi Yahudi, pada 28 Oktober.

Setelah insiden itu viral, manajemen The O2 langsung turun tangan. Mereka menegaskan sebenarnya tidak ada kebijakan larangan atas pakaian yang menampilkan isu sosial, politik, agama, atau kebangsaan.

"Kami tidak selalu benar dalam setiap keputusan, dan dengan menyesal pada kesempatan ini, 'keputusan penilaian yang salah telah dibuat' terkait dua individu," ujar juru bicara The O2.

Mereka mengaku hal ini adalah salah tafsir kebijakan dan prosedur eskalasi tidak berjalan semestinya.

Tapi... bukannya pernah janji sebelumnya?

Nah, ini yang bikin publik makin nyinyir. Janji review kebijakan dan perbaikan pelatihan staf sebelumnya sudah pernah dilontarkan saat kasus serupa menimpa penonton konser Peter Kay yang memakai kaus bertuliskan Free Gaza.

Namun, tampaknya belum ada perubahan nyata.


(dar/wes)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO