Kumcer Joko Pinurbo hingga Buku dr Andreas Kurniawan Segera Terbit di Malaysia

Prosesi penandatangan itu berlangsung di momen Indonesia International Book Fair (IIBF) 2025 itu digelar kemarin. Dalam rangkaian Indonesia Rights Fair, perwakilan dari GPU dan Legasi Oakheart asal Malaysia resmi menandatangani kerja sama pertukaran hak cipta.
Dimulai dari buku kumcer Tak Ada Asu di Antara Kita karya penyair asal Yogyakarta Joko Pinurbo. Bukunya bakal terbit di Malaysia lewat penerbit Legasi Oakheart. Buku Kakak Saya Hidup Semula ciptaan penulis Malaysia, Hanif Yusoff, juga bakal diterbitkan oleh GPU.
Senior Editor Gramedia Pustaka Utama, Mirna Yulistianti, mengatakan kumcer Joko Pinurbo sengaja dipilih sebagai project pertama karena cerpen mudah dicerna pembaca ketimbang syair-syair ciptaannya.
"Lebih mudah lewat cerpen ya, ketimbang puisi karena perlu pemahaman puitik yang lebih mendalam," ungkapnya saat diwawancarai di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (24/9).
Menurut Mirna, kerja sama barter rights jadi diplomasi budaya yang ideal. "Lewat karya sastra kita mengenalkan karya masing-masing, antara Indonesia dan Malaysia, tercipta semacam empati dan kesepahaman. Ada (isu) dokumentasi sosial, kerusakan ekologis, dan gak jauh berbeda dari masalah yang dihadapi di Indonesia. Itu juga yang ada di buku Mas Jokpin dan Hanif," terangnya.
Selain buku Joko Pinurbo, buku Welcoming Feelings & Blooming Gracefully karya Rara Noormega yang diterbitkan dalam bahasa Melayu oleh PTS Malaysia. Buku Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring karya dr Andreas Kurniawan dirilis oleh The Biblio Press Malaysia. Satu lagi, Negeri 5 Menara karya A Fuadi.
Wedha Stratesti Y dari Gramedia International juga nimpali, "Ketika dua penerbit dari dua budaya bersatu, bukan hanya buku yang berpindah tangan tapi juga harapan, pemahaman, dan semangat kemanusiaan yang melintasi batas bahasa," pungkasnya.
(tia/aay)