Festival Teater Indonesia 2025 Digelar di 4 Kota, Diseleksi 16 Grup

Direktur Festival Teater Indonesia, Pradetya Novitri, festival ini jadi ruang pertemuan dan berekspresi bagi ekosistem teater di Indonesia. Di Indonesia ada banyak festival yang digelar dengan basis daerah atau wilayah tertentu.
"Sebut saja Festival Drama Bahasa Sunda, Festival Teater Jakarta, dan Festival Teater Sumatera. Para penampil di festival-festival tersebut kebanyakan kelompok teater yang ada di kota masing-masing saja. Melihat fenomena itu, kami bercita-cita untuk membuat sebuah ajang pertemuan kelompok-kelompok teater lintas wilayah, lintas daerah," katanya dalam keterangan yang diterima detikpop, Selasa (16/9/2025).
Festival yang didukung oleh Ditjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI ini digagas oleh pendiri Titimangsa Happy Salma dan Direktur Titimangsa, Pradetya Novitri. Pada 13 hingga 14 Agustus, Komite FTI telah bertemu dengan praktisi atau pegiat teater dari berbagai wilayah Indonesia dalam Focus Group Discussion (FGD).
"Dengandigelarnya pementasan lintas wilayah ini diharapkan jadi ajang pertukaranpengetahun. Misalkan, kelompok teater yang berbasis diSumatera bisa pentas di Palu atau diMataram,
![]() |
yang ada di Kalimantan bisa jadi pentas di Jakarta, dan yang ada di Jakarta bisa jadi pentas di Medan," kata perempuan yang akrab disapa Tya.
Di edisi perdana, FTI mengangkat tema Sirkulasi Ilusi yang mengeksplorasi pertemuan antara realitas dan representasi di tengah kehidupan kontemporer. Festivalnya berusaha buat pertemukan seniman lintas darah dan memperkaya khazanah hubungan antar teks sastra dan panggung pertunjukan.
Direktur Artistik FTI, Sahlan Mujtaba, juga nambahin visi jangka panjang FTI adalah menjadi katalis lahirnya karya teater Indonesia yang mempertajam eksplorasi realisme.
"FTI juga mengundang seniman lintas generasi buat ikutan, yang gak hanya mencerminkan kehidupan tapi juga membedahnya. Realisme dan adaptasi prosa diposisikan sebagai alat riset artistik dan pembacaan ulang dunia. Tujuannya adalah untuk memperkuat kesadaran kritis penonton dan memperluas kosakata estetika teater Indonesia," sambung Sekretaris Umum Penastri tersebut.
Bagi detikers pegiat teater, panggilan terbukanya sudah dibuka sejak 25 Agustus hingga 19 September. Pengumuman peserta terpilih akan disampaikan secara daring pada 30 September 2025, sedangkan pagelaran festival di 4 kota direncanakan terjadi pada 1 hingga 16 Desember 2025.
Seniman atau kelompok teater dari seluruh Indonesia dapat mendaftar menjadi penampil di FTI, terutama bagi yang tertarik membuat pertunjukan adaptasi karya sastra Indonesia kontekstual yang telah diterbitkan (novel atau cerpen). Calon penampil FTI tersebut harus memiliki rekam jejak karya pertunjukan teater dalam lima tahun terakhir, dibuktikan dengan dokumentasi foto atau video karyanya.
Sebanyak 16 kelompok teater yang akan terpilih dari panggilan terbuka, mendapatkan pendanaan produksi, serta pendampingan dari kurator. Selain itu, 4 kelompok teater lainnya akan dipilih melalui jalur undangan. Kelompok undangan ini akan tampil di kota yang ditentukan dan memainkan naskah adaptasi karya sastra Indonesia yang secara khusus dihasilkan oleh Komite FTI.
(tia/dar)