Ramai Boikot, HBO Tayangkan Serial Tragedi 7 Oktober di Israel

Perusahaan tersebut telah memperoleh hak eksklusif penayangan di AS untuk serial bertajuk One Day in October. Dilansir dari Variety (16/9) serial terbatas ini menggambarkan serangan mendadak Hamas pada 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel dan warga negara asing serta menculik 251 lainnya.
Baca juga: Pembelaan Sineas Israel Usai Diboikot |
One Day in October difilmkan di lokasi di Israel dan didasarkan pada kisah nyata. Proyek ini digambarkan oleh para produser sebagai kisah yang mencatat tujuh narasi yang menyentuh hati dan terjalin secara artistik tentang cinta, keberanian, pengorbanan, dan kelangsungan hidup.
Dari keluarga yang terpecah belah hingga momen harapan yang muncul dalam menghadapi tragedi yang tak terkatakan hingga keberanian luar biasa melawan segala rintangan, setiap episode mengungkapkan pengorbanan manusia dan ketahanan yang lahir dari kekacauan.
"Serial ini menggambarkan pengalaman para korban dan penyintas pada hari itu dan dihidupkan oleh para pemain terkemuka dan tim kreatif yang diakui," tulisnya dalam rilis.
Presiden Fox Entertainment Studios, Fernando Szew, mengatakan tentang proyek ini, "Peristiwa tragis pada 7 Oktober memiliki dampak yang mendalam bagi kita semua. Sejak awal, kami menangani serial ini dengan sangat hati-hati, sensitif, dan urgensi untuk memastikan bahwa kisah-kisah tersebut diceritakan dengan autentik dan penuh rasa hormat, serta memberikan penghormatan kepada para korban dan penyintas heroik."
Ia juga mencatat tim mereka telah benar-benar menciptakan penceritaan yang memikat dan kami bangga untuk menampilkannya.
Serial empat episode ini diproduksi bersama oleh Fox Entertainment Studios dengan yes TV, perusahaan produksi Sparks Go yang berbasis di New York, dan ZOA Films dari Israel.
"Bagi saya, film dan televisi selalu lebih dari sekadar hiburan, melainkan cara untuk menjadi saksi. Ini adalah kisah-kisah tentang orang-orang biasa yang menghadapi momen-momen luar biasa," kata pendiri Sparks Go, Daniel Finkelman.
Baca juga: Sesumbar Matt Reeves soal Batman Part II |
"Di masa ketika kebenaran masih rapuh, hal paling ampuh yang dapat kita lakukan adalah menyentuh kemanusiaan itu sendiri. Harapan saya adalah kisah-kisah ini akan membuka hati dan memicu percakapan yang bermakna."
Sebelumnya ramai seruan boikot pada lembaga film dan perusahaan Israel oleh para sineas yang tergabung dalam Films Worker for Palestine.
Mereka mengkritisi tindakan keji serta genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina. Hampir 4.000 pelaku industri hiburan, termasuk bintang Hollywood seperti Emma Stone dan Joaquin Phoenix, menandatangani petisi tersebut.
(ass/dar)