Festival Musik Bisa Hidup Cuma dari Penonton?

Pingkan Anggraini
|
detikPop
Tria vokalis yang paling energik balik lagi bareng The Changcuters. Dia hadir lagi saat The Changcuters main di Synchronize Fest, Sabtu (5/10/2024).
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - David Karto, Director Festival Synchronize Fest, sempat ngobrol bareng detikcom soal dunia festival musik di Indonesia. Salah satu topik yang diulik adalah soal sponsor besar. Sebenarnya perlu banget gak sih festival musik kerja sama sama mereka?

"Ya jadi pasti di Indonesia kalau boleh sedikit jujur, ruang pertunjukan sama dengan nilai rupiah itu belum berbanding menjadi bisnis yang substain, makanya kalau kita bagi anggap tiket 40 persen, berarti sponsor masih 60 persen, kita berharap tiket pengen 70 persen," ujar David Karto di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025).

"Jadi dampak yang kita lihat di Eropa dan Amerika ya, kita mempelajari sebetulnya, Glastonbury, Fuji Rock dan lain-lain di Asia, festival mereka sponsor cukup simple gak terlalu banyak sponsor yang masuk. Ya artinya bukan gak banyak, tapi karena kekuatan dan penontonnya."

David menjelaskan, sponsor memang penting, tapi bukan satu-satunya 'penyelamat'. Kalau tiket laris manis, keuntungan dari situ aja udah bisa nutup kebutuhan. Masalahnya, di Indonesia hal itu masih terus diusahakan.

"Ya kontekstualnya memang Indonesia masih terus bereskalasi dan belajar, ya bagaimana membuat festival yang sehat lah. Tapi kerja sama dengan siapapun terbuka, karena hal-hal yang menjadi support udah pasti dibutuhkan," tuturnya.

"Mau itu festival di support penonton seratus persen atau tiketnya, keyakinan saya belum tentu untuk menutupi produksi karena pasti di luar itu ada irisan yang lain juga."

Bicara soal Synchronize Fest sendiri, David menekankan kalau mereka selalu berusaha kasih yang terbaik. Fokus utamanya ada di ekosistem musik, dengan Demajors sebagai backbone resmi label musik mereka. Jadi, arah mereka bukan sekadar idealisme, tapi benar-benar ingin memperkuat musik lokal.

"Saya ingat sekali pas 2017 waktu kita preskon, teman-teman media nanya harapan, itu saya bicara musik Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Karena waktu itu band lokal untuk bermain di ranah festival ya mungkin hanya Soundrenaline, Java Jazz, sulit sekali untuk mendapatkan," ujarnya.

"Memang Demajors berhubungan dengan indie label atau indie band, sangat sulit sekali memberikan ruang secara festival, berarti 10 ribu penonton ke atas itu sulit sekali," cerita David.


(pig/nu2)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO