Cerita di Balik Lukisan Memanah, Jadi Saksi Bung Karno Saat Baca Naskah Proklamasi

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Pameran lukisan dan sketsa Henk Ngantung.
Foto: Tia Agnes Astuti/detikpop
Jakarta - Momen jepretan saat Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, jadi cerita bersejarah bangsa Indonesia. Di balik momen itu, ada lukisan Memanah karya Henk Ngantung.

Karyanya menampilkan sosok pria yang berpose dengan tangan memanah. Saat ditemui di sela-sela pembukaan pameran Seni dan Diplomasi, putri Henk Ngantung, Geni Ngantung, cerita mengenai kisah di balik karya fenomenal tersebut.

Seperti yang banyak diketahui publik, lukisannya emang belum selesai saat Bung Karno menyambangi Henk Ngantung ke studionya. Kedua sosok itu memang bersahabat baik dan sudah kenal lama.

"Beliau (Soekarno) melihat lukisan itu dan ingin membelinya, tapi ayah saya bilang katanya 'itu belum jadi'. Belum terlalu jadi karena di tangannya masih ada kekurangan," ungkap Geni di Museum Naskah Perumusan Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (16/8).

Bung Karno yang mendengar jawaban Henk Ngantung, langsung buka bajunya dan menawarkan diri buat jadi modelnya. "Setelah jadi, langsung dibawa. Langsung ke rumahnya, ya di Jalan Proklamasi," sambungnya.

"Lukisan itu ditaruh dan jadi saksi bisu tadi kan. Yang Pak Fadli Zon bilang dia saksi bisu pembacaan naskah Proklamasi bagi bangsa Indonesia," tegas Geni.

Bagi detikers yang belum tahu, lukisan Memanah karya Henk Ngantung memang memesona meskipun dilukis di atas triplek. Karyanya pernah diberitakan televisi pada 1945, setelah kemerdekaan ada beberapa anggota Kabinet Presidensial (kabinet pertama RI) mengadakan pertemuan di kediaman Bung Karno. Pertemuan tersebut terjadi di depan lukisan Memanah.

Dalam buku katalog pameran Koleksi Istana Kepresidenan pada 2018, lukisannya mulai dikerjakan pada 1943. Konon Bung Karno memeragakan lengan orang memanah dan Henk Ngantung memperbaiki obyek pose sang pemanah sesuai pose dari Bung Karno.

Di lukisan tertera angka '7-1X-'04' yaitu 7 September 1944 sebagai tanggal rampungnya lukisan Memanah. Di bagian wajah pemanah, Henk pakai model seorang sastrawan bernama Marius Ramis Dajoh atau yang lebih dikenal dengan M.R. Dajoh.

Karya fenomenal itu juga jadi saksi bersejarah dalam konferensi pers pertama pasca kemerdekaan. Lukisan Memanah jadi latar saat Soekarno, Muhammad Hatta, Ahmad Soebardjo (Menteri Luar Negeri), dan Wiranata Kusumah (Menteri Dalam Negeri) duduk menghadap wartawan. Sketsa asli 'Konferensi Pers' juga dipajang di eksibisi Seni dan Diplomasi.

Sepanjang 1946-1947, lukisannya juga dibawa Soekarno keliling Jawa buat dipamerkan. Pada 2017 dan 2018, karyanya juga dua kali dipamerkan ke publik dan jadi ikon saat pameran koleksi Istana Kepresidenan era Jokowi.

Sejak masih hidup, Henk Ngantung sudah mendokumentasikan karya-karyanya. Sosoknya juga dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan pemikir.

"Seseorang yang sederhana, pemikir. Apa yang terjadi di kota ini tuh biar maju, terutama seninya aja. Dia merasa seni harus juga ditonjolkan," tukas Geni Ngantung.


(tia/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO