Wawancara Eksklusif
T-Pop: Genre Pencuri Hati di Skena Pop Culture Asia Tenggara

Gak bisa bohong kalau popularitas budaya populer Thailand kebantu banget sama serial BL (boys love) yang boom sejak masa pandemi. Kamu boleh enggan ngebahasnya tapi ini fakta yang gak bisa ditutupi. Agensi juga cerdik buat ngembangin konten dan potensi artis mereka, menyulap para bintang jadi performer di atas panggung, menyanyi dan menari. Ada juga sih yang dari awal memang memulai karier sebagai penyanyi, kemudian main BL dan terkenal, lalu fokus nyanyi lagi. Yang pasti dari BL ini para bintang merambah juga ke musik yang meraup streaming luar biasa di platform digital.
Fenomena pop culture Thailand ini sampai ke forum Reddit dengan sub-Reddit ThaiBL yang luar biasa aktif. Salah satu yang sempat jadi pembahasan adalah gimana serial BL jadi pijakan penting buat kesuksesan T-Pop. Di sub-Reddit itu, fans mengunggah artikel The Economist terbitan Februari 2025, soal gimana series BL bikin streaming T-Pop meningkat dua kali lipat di Spotify pada 2023. Menurut artikel yang sama, pendapatan industri juga naik 55% antara 2021-2023.
T-Pop kemudian jadi produk industri yang fenomenal buat Thailand. Korea Selatan punya Hallyu, Thailand punya T-Wind dengan T-Pop jadi salah satu kekuatan besar bareng film, fashion, kuliner, dan, tentu saja, BL.
Tapi ada juga kok T-Pop yang lahir murni dari sebuah proyek musik dari label tertentu atau survival show. Mereka melakukan audisi para member, menjalani proses training, bongkar-pasang lineup sebelum debut, hingga debut resmi. Persis seperti apa yang dilakukan oleh agensi K-Pop selama lebih dari dua dekade.
![]() |
T-Pop yang kita dengar sekarang, termasuk lagu-lagu milik grup 6 member PROXIE, debutan proyek survival show The BROTHERs: School of Gentlemen, punya nuansa K-Pop yang kental banget (Nichkhun, member grup K-Pop 2PM asal Thailand, jadi salah satu mentor mereka saat proses audisi di acara TV, by the way).
Meniru apa yang sudah sukses dilakukan oleh Korea Selatan buat boyband mereka ternyata bukan hal buruk. Malah justru sukses ngebentuk para kontestan survival dan mempersiapkan mereka untuk terjun ke industri sebagai idol.
"Proses itu bener-bener ngebantu kami banget buat ngembangin skill yang kami punya," kata Gorn, salah satu member PROXIE, saat interview eksklusif dengan detikpop di Jakarta akhir pekan lalu.
"Kami belajar banyak hal di kelas akting, musik, dance, nyanyi. Itu mempersiapkan kami buat jadi idol yang bisa semuanya. Di single terbaru kami juga main musik. Jadi itu beneran kayak sekolah buat kami, persis kayak nama acaranya," lanjut dia.
![]() |
Look dari boyband T-Pop juga terasa sangat familier dengan apa yang sering kita lihat dari musik pop Korea Selatan: kostum mencolok, tatanan rambut paripurna, makeup flawless mulus tanpa cela. Kesan itu terasa banget pas detikpop berbincang dengan tiga grup T-Pop di Jakarta dalam kunjungan tur Asia HELLOBOYSSS mereka.
Kalau PROXIE hadir dalam balutan busana merah gonjreng dari leather, PERSES lagi di era kalem. Saat berbincang dengan detikpop mereka tampil dengan kostum didominasi nuansa Earth-tone: hitam dan krem. Konsep warna ini dibawa sampai ke gaya rambut mereka.
PERSES debut di bawa label GNEST, anak perusahaan GMM Grammy. Jung mewakili 4 member lain cerita soal awal terbentuknya grup pelantun MY TIME yang muncul pertama kali pada September 2022.
![]() |
"PERSES berawal dari kami semua yang merupakan trainee dari perusahaan yang sama," kata Jung. Serupa dengan pengalaman para member PROXIE, mereka juga mengikuti banyak kelas selama proses training termasuk rap dan 'ATP', semacam kelas manner buat para idol.
"ATP tuh kayak kelas yang ngajarin kami gimana jadi artis yang baik di industri. Selama proses itu kami juga melewati banyak evaluasi bulanan. Baru akhirnya manajemen ngabarin kalau mereka mau debutin grup 5 member bernama PERSES, dan di sinilah kami sekarang," lanjut Jung.
![]() |
Obrolan detikpop soal T-Pop makin dalam ketika ATLAS muncul. Grup XOXO Entertainment ini tampil dengan kostum biru nendang, ngasih energi yang luar biasa heboh sepanjang sesi wawancara dan main games. ATLAS beranggotakan 7 member dan jadi yang paling senior di antara grup lain di lineup tur HELLOBOYSSS.
Empat tahun menjalani karier sebagai idol, dengan segala tuntutan dan rutinitas melelahkan, ngasih ruang buat mereka belajar banyak hal dan matang sebagai artis. Muon dari ATLAS merefleksikan perjalanan itu sebagai kontribusi grupnya dalam industri T-Pop yang sedang berkembang saat ini.
"Kami benar-benar memanfaatkan waktu untuk mencari identitas kami sebagai grup dan individu selama empat tahun terakhir. Kami tuh bagusnya di mana sih? Gimana sih ATLAS bisa berkontribusi di industri T-Pop? Nilai-nilai yang kami pegang sebagai ATLAS ngasih banyak pelajaran penting dalam proses ini. Kami juga berkolaborasi dengan banyak orang, di banyak proyek. Seneng banget ngelihat hasilnya," beber Muon.
![]() |
PROXIE, PERSES, dan ATLAS saat ini bisa dibilang lineup T-Pop yang sedang merintis tapi udah dapat perhatian baik di domestik Thailand dan Asia Tenggara. Dukungan dari pemerintah lokal lewat Creative Economy Agency (CEA), dilansir dari Thai Times, juga aktif mendorong perluasan jangkauan T-Pop ke luar negeri.
Fans Indonesia yang terkenal open soal musik dan genre juga jadi pasar empuk buat cowok-cowok Gen Z ini menebar pesona dan memperdengarkan musik mereka. Fanbase pun mulai terbentuk dan ngasih kesan mendalam ke mereka sebagai artis. Konser tur Asia HELLOBOYSSS jadi momen perdana tiga grup T-Pop ini tampil di hadapan fans Indonesia.
"Aku pernah lihat ada akun fanbase dari Indonesia, mengklaim diri mereka sebagai ALIS (nama fans ATLAS). Rasanya kayak, wah!" curhat Tad semringah.
(aay/dar)