Round-Up
Penjelasan Edwin Super Bejo soal Jual Roti Pikul dan Star Syndrome

Lantas emang Edwin sekarang jualan roti?
Ia mengatakan video tersebut bukan konten yang sengaja dibuatnya. Ia justru kaget saat ada konten itu dan menjadi viral.
"Itu aku gak tahu, justru yang mengeluarkan orang lain. Edwin gak tahu. Aku pernah bikin konten itu memang dulu, buat jual roti orang ke teman-teman, aku yang bawain. Soalnya kalau dia yang bawa, kan, orang belinya malas," kata Edwin Bejo di Studio Rumpi: No Secret, Trans TV, Kamis (17/7/2025).
Menanggapi narasi di video tersebut, Edwin tak masalah apalagi hal itu membuatnya kembali diingat orang.
"Video itu aku post aja tanpa ada kata-kata, post aja gitu. Ternyata orang suka post itu kan diedit dulu, dikasih kata-kata. Edwin gak, organik aja, video yang ada di-share aja, ternyata diambil. Tapi, gak apa-apa ternyata orang jadi ingat Edwin," katanya.
Ia juga menjawab pertanyaan netizen soal keuangannya yang lagi jatuh sampai berjualan roti di pasar.
"Kita gak usah nilai orang dari harta atau finansial. Edwin paling gak mau sih. Sebenarnya, rezeki itu bukan hanya hal kita punya uang banyak, tapi punya teman, punya kesehatan, punya anak yang sehat, baik, itu rezeki. Terus rejeki sudah diatur. Jadi, rezeki itu jangan lihat di atas terus, tapi sesekali lihat ke depan, ke bawah, ke kiri, ke kanan. sehingga apa sampai ke tahap kita bersyukur," tuturnya
Dalam kesempatan itu, Edwin menyampaikan pesan penting tentang pekerjaan dan sikap terhadap rezeki. Edwin juga mengajak orang lain agar lebih bersyukur dengan pekerjaan yang sudah dijalani.
"Gak masalah kok bekerja itu, apa pun, asal itu halal, itu malah bagus. Itu justru, kalau gue bilang ini video bisa memotivasi orang bahwa kita bisa bekerja apa pun, asal halal," ungkapnya.
"Kadang-kadang kita melihat, kita ini gak enak kerja. Kalau kerjaku seperti ini sih, dapatnya segini. Coba lihat yang bawah lagi, mungkin lebih capek lagi, lebih ibaratnya ya, sedikit hatinya terenyuh. Tukang sampah kek, tukang bersih WC. Lo mau gak ngelakuin itu? Mungkin gak mau, tapi hargailah orang-orang seperti itu," ujarnya.
Edwin juga mengkritisi kecenderungan masyarakat saat ini yang terlalu fokus menilai orang dari kekayaan materi. Menurut Edwin, hal itu tidak penting dan lebih baik fokus dengan diri sendiri.
Edwin Super Bejo adalah presenter terkenal pada masa 1990-an. Namun, kini wajah Edwin Super Bejo nyaris gak pernah muncul di televisi.
Presenter dengan nama lengkap Teuku Edwin itu melihat ini merupakan perjalanan hidup. Selalu ada fase di atas dan bergulir ke bawah dalam kehidupan.
"Namanya hidup itu berjalan terus, ada fase-fase kita gak syuting, gak ada kerjaan lagi. Memang benar merasa dulu ngetop, tiba-tiba gak ada. Edwin sadar akhirnya di rumah itu gak mau keluar jadi komentator," ungkapnya.
Komentator yang dimaksud Edwin Super Bejo adalah, ucapan-ucapan dari mulutnya yang hanya bisa protes saat menonton acara di televisi. Acara apa pun yang ditonton gak akan lepas dari komentarnya yang 'rumpi'.
"Itu ternyata orang-orang star syndrome, merasa paling hebat, di suruh keluar gak mau, komen aja, disuruh berbuat gak mau. Padahal lo lagi down Ed, lo nutupin itu, tapi Edwin merasa, 'Kok aku merasa seperti ini?'. Jadi rumpi," ungkapnya terbahak.
"Akhirnya aku sadar gak mau lagi, 'Oh ini salah'," sambungnya.
Gak cuma jadi komentator dadakan yang selalu protes, pria berusia 56 tahun itu mengaku jadi orang yang boros.
Sampai akhirnya bintang film Start Up Never Give Up itu menyadari apa yang dialaminya gak baik. Dia akhirnya berusaha mengenal dan memahami dirinya.
"Aku berusaha kenalan sama diri sendiri. Halo Edwin, gue Edwin. Ada masalah apa lo? Aku tanya, aku lihat, 'Wah salah gue'. Akhirnya gue perbaiki," tukasnya.
(ass/pus)