Paula Verhoeven Pilih Setop Proses Hukum soal Hak Asuh Anak

Hak asuh anak-anak Paula Verhoeven bersama Baim Wong jatuh ke tangan mantan suaminya itu. Paula memilih gak memperpanjang proses hukum soal putusan Pengadilan Tinggi Agama itu.
Model tersebut memilih gak ajukan kasasi atas putusan majelis hakim. Pertimbangan Paula diutarakan oleh kuasa hukumnya Alvon Kurnia Palma.
"Paula tidak mengajukan (Kasasi) untuk kepentingan anak-anak biar (anak-anak) tidak bingung," kata kuasa hukum Paula Verhoeven, Alvon Kurnia Palma, saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.
Lebih lanjut, kuasa hukum menjelaskan komunikasi antara Paula Verhoeven dan Baim Wong tetap terbuka. Khususnya menyangkut urusan pengasuhan anak-anak mereka.
"Oleh karena itu, makanya saat ini ya sudah dan nanti itu bisa dikomunikasikan antara Paula dan Baim," tutur Alvon Kurnia Palma.
Alvon Kurnia Palma juga menegaskan pentingnya peran kedua orangtua dalam mendukung tumbuh kembang anak-anak. Gak bisa sepenuhnya digantikan oleh satu pihak saja.
"Kedua-duanya harus diskusi untuk bisa memetakan apa saja kebutuhan yang akan dipenuhi untuk kepentingan anak-anak mereka," terang Alvon Kurnia Palma.
Ia memastikan sejauh ini telah ada kesepahaman antara keduanya dalam hal waktu dan tanggung jawab bersama terhadap anak-anak mereka.
Baca juga: Paula Verhoeven Bukan Istri Durhaka |
Sebelumnya, Pengadilan Agama Jakarta Selatan memutus anak-anak akan diasuh bersama. Namun, putusan banding Pengadilan Tinggi Agama menggugurkan hal tersebut dan memutuskan hak asuh jatuh ke tangan Baim Wong.
Dalam putusan yang melibatkan pendapat psikolog, kedekatan emosional antara Baim Wong dan dua anaknya dijadikan pertimbangan utama. Hal ini dinilai keliru oleh pihak Paula Verhoeven.
"Anak-anak dengan ibunya nyaman, gak benar kalau dibilang anak sama ibunya tidak nyaman. Secara metodelogi psikolog, yang memberikan keterangan itu bermasalah," kata Alvon Kurnia Palma
Ia mengkritisi salah satu argumen yang dijadikan dasar penilaian, yaitu hasil observasi terhadap gambar yang dibuat oleh anak-anak. Menurutnya, penafsiran gambar laki-laki menunjukkan kedekatan anak dengan ayah merupakan kesimpulan yang tidak tepat.
"Gambar laki-laki itu (yang digambar Kiano dan Kenzo) dikatakan itulah bukti anak anak itu dekat dengan ayahnya, padahal tidak. Kami tanya kepada psikolog ahli dari kami, 'itu artinya apa?', artinya (berbeda)," terang Alvon lagi.
Ia menegaskan gambar yang dibuat anak-anak tidak bisa dijadikan acuan dalam menentukan tingkat kedekatan dengan orang tua.
Karena itu, Alvon Kurnia Palma menilai putusan Pengadilan Tinggi Agama yang menyandarkan keputusan pada analisa tersebut mengandung kekeliruan.
(ahs/aay)