Denada dan Roda Kehidupannya yang Terus Berputar

Denada kecil hidup dalam kenikmatan. Semua fasilitas disediakan oleh kedua orang tuanya.
"Papa dulu kasih, kayak aku sama adik aku padahal dulu kita sekolahnya bareng satu sekolah, tapi adik aku sopirnya sendiri, mobilnya sendiri satu. Aku sopirnya sendiri, mobilnya sendiri. Padahal bisa bareng juga," cerita Denada saat menjadi bintang tamu di studio Obrolan Tiap Waktu Trans7, Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2025).
Anak penyanyi senior Emilia Contessa itu sudah sejak kecil pelesiran ke luar negeri. Bahkan dia pernah pernah ke Amerika Serikat sendiri.
"(Pertama ke luar negeri) Sudah lupa dari kecil banget. Diajak sama mama dan papa ke luar negeri. Sering banget, kalau yang pertama (ke mana) udah nggak ingat, dari mulai yang di Asia kayak Bangkok udah dari mulai masih TK udah pernah. Paling jauh waktu itu aku SD pernah ke Amerika sendiri. Agak bolak-balik itu Amerika," tuturnya.
"Waktu kecil karena sering banget ke Amerika ya. Terus kalau ke Amerika kayak udah nggak excited lagi, yah ke situ lagi. Ke Amerika jalan-jalan aja," sambung Denada.
Seiring berjalannya waktu, kehidupan penyanyi berusia 46 tahun itu menemukan tantangannya sendiri. Permasalahan hidup sudah pasti ada, mulai dari urusan pribadi, rumah tangga, dan pekerjaan.
Namun, titik terendah hidup menurutnya ada saat putri semata wayangnya, Aisha, didiagnosis leukemia. Berjuang demi kesembuhan putrinya, mantan istri Jerry Aurum membawa putrinya tinggal di Singapura sekitar tahun 2018.
Denada menjadi orang tua tunggal usai bercerai dari Jerry Aurum pada 2015. Hubungan Denada dengan Jerry Aurum tetap baik untuk anak mereka.
"Sudah tahulah ya semua waktu aku di Singapura temani Aisha treatment itu kan masa pandemi juga," ceritanya.
"Tiba-tiba aku merasakan ada di satu posisi aku tinggal di Singapura berduaan sama Aisha, sama sepupu aku kita bertiga, nggak punya pemasukan, nggak ada pendapatan selama sekian lama saat bersamaan anak aku harus menjalani sebuah treatment yang biayanya mahal sekali, tinggal di negara yang sangat terkenal dengan biaya hidup sangat tinggi," lanjut Denada.
Pelantun Pitik Gemoy itu melihat isi rekeningnya yang jauh dari kata cukup untuk menjalani hari-hari di Singapura. Sedangkan Aisha kala itu harus menjalani kemoterapi setidaknya 3 kali dalam seminggu.
"Ini kita bicara di Singapura ya bukan di Indonesia. Saat itu aku di Singapura dengan pemikiran anak aku harus melakukan kemoterapi seminggu 3 kali dengan harga paling murah 7 digitnya Indonesia, udah juta, juta, juta, sesekali kemo. Seminggu sebelumnya aku cek itu rekening aku Rp 200 ribu, nggak sampai 20 dollar Singapura, makan aja ga cukup saat itu buat di sana," ungkap Denada berkaca-kaca.
Ketika itu, Risna Ories, manajernya, menawarkan bantuan untuk membantu Denada. Denada meminta tolong pada Risna untuk menjual beberapa barang miliknya, seperti tas dan perhiasan.
"Gue punya barang ini, itu, semua dijual. Tas, kalau apartemen udah dari awal, perhiasan semua," kata Denada.
Beberapa aset lainnya juga sudah pernah Denada jual seperti rumah dan tanah. Sekarang, Denada kembali bangkit dengan karya dan banyak kreatifitas lainnya, salah satunya menjadi guru zumba.
Aisha sekarang juga sudah dinyatakan sembuh, meski kondisinya tetap harus dipantau. Denada bolak-balik ke Indonesia untuk bekerja juga karena dukungan dari Aisha yang meyakini dan memberikan semangat untuknya.
(pus/wes)