Bukan Sekadar Konser, Soundrenaline 2025 Jadi Ruang Peduli Bersama
Sal Priadi membuka panggung hari keempat Soundrenaline 2025 di Bengkel Space, SCBD, Minggu (21/12/2025) dengan lagu-lagu andalan dari album MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISKS.
Sal tak pernah lupa menyematkan doa untuk korban bencana di Sumatera. Menundukkan kepala dan menghentikan sejenak aksi panggungnya.
"Mari kita sempatkan diri untuk berdoa ke korban bencana yang ada di Sumatera," kata Sal Priadi setelah melantunkan Gala Bunga Matahari.
Pada sesi kedua panggung diisi radioshifter, unit alternative rock asal Palembang yang baru memulai aksinya dengan background video tentang Sumatera. Membahas tentang kondisi di sana dan apa yang perlu banyak orang tahu.
Dilanjut ke penampilan rumahsakit yang juga melantunkan banyak hits mereka dengan edisi spesial di panggung Soundrenaline 2025.
Kabar Bahagia, Panasea, Kuning, Sandiwara Semu sampai Pop Kinetik dibawakan dengan musik ska bareng Ipang Lazuardi. Ada juga Feby Putri yang ikut membawa suasana panggung jadi makin deep.
rumahsakit juga gak meninggalkan salah satu fungsinya sebagai band untuk menyuarakan keadaan bangsa ini. Ya, mereka turut mengucapkan belasungkawa dan meminta agar penonton kerap berdonasi dan berdoa untuk korban bencana di Sumatera.
"Kita semua yang ada di sini walaupun sedang senang-senang tetap harus selalu ingat orang-orang yang ada di Sumatera. Terima kasih juga yang sudah berdonasi sampai saat ini semoga teman-teman di Sumatera juga ikut senang," kata Arief Bakrie sebagai vokalis rumahsakit.
Setelah rumahsakit ada band dream pop asal Tangerang Selatan, MADMAX yang berisi perempuan muda dengan lagu cintanya yang menarik. Mereka turut 'mengisi' ruang ekspresif lagi seperti penampil lainnya.
Selama 1 jam manggung, MADMAX sering banget menampilkan footage keadaan Sumatera saat ini. Mulai dari bongkahan kayu dimana-mana, korban bencana, kebun sawit yang kontroversial, hingga pemandangan Masjid Baiturrahman di Aceh yang kini halamannya dipenuhi batang-batang pohon besar.
MADMAX juga membahas keadaan Sumatera dan meminta penonton untuk mengenang kembali, ikut merasakan apa yang tengah dirasakan penyintas di bagian paling barat negara kita.
"Pray for Sumatera," tertulis dalam video yang diputar MADMAX di panggungnya.
Begitu pula penampilan Barasuara di akhir malam Soundrenaline 2025 di Bengkel Space. Iga Massardi cs terlihat gerah dan panas ketika menyampaikan aspirasinya tentang keadaan Sumatera sekarang.
Lewat sebuah video di panggung, Barasuara menampilkan footage keadaan Sumatera sambil mencantumkan jumlah korban yang meninggal dan hilang secara update.
"1016 jiwa meninggal, 213 jiwa hilang," ditampilkan dengan tulisan berwarna merah, melambangkan sebuah keberanian sekaligus memberikan kesan dramatis bahwa ini perlu diperhatikan.
Penampilan-penampilan ini kemudian menjadi sorotan dan bukti bahwa musik bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pendapat dan dukungan yang masif.
(pig/dar)











































