Satu Lagi Karya Epik Primitive Monkey Noose

Pingkan Anggraini
|
detikPop
Primitive Monkey Noose
Foto: Dok. Pribadi
Jakarta - Unit musik daerah sudah makin keren-keren dan dikenal banyak orang. Salah satunya band rock asal Batulicin, Kalimantan Selatan, Primitive Monkey Noose. Mereka baru aja merilis single Pandir Wara melalui kerja samanya dengan demajors.

Secara lirik Pandir Wara bermakna harfiah dan sarkas, dia hanya akan menjadi guyonan ala tongkrongan. Lalu secara filosofis dia akan menjadi semacam pengingat atas dampak dari sesuatu yang tidak konsisten, sesuatu yang memperdayai, sesuatu yang penuh dengan kebohongan.

Hal ini, juga bagian dari respon kondisi sosial politik dan bermasyarakat hari ini.

Secara musikal, Pandir Wara adalah cross-over genre lintas disiplin, tanpa keluar dari karakter awal mereka.

Artwork dikerjakan oleh Reggy Dyanta, ilustrator asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Menurut Reggy, lagu Pandir Wara ini memiliki makna yang lebih luas.

"Lagu Pandir Wara menginspirasi visualisasi yang mengundang kita merenung: sampai sejauh mana kita berani bergerak, atau memilih tetap diam. Terinspirasi dari energi musik dari Primitive Monkey Noose, karya ini menjelmakan nilai dan kritik sosial terhadap beberapa masyarakat Banjar yang kerap terjebak dalam sikap pasif di tengah situasi yang membutuhkan pergerakan kolektif; yang enggan melangkah keluar dari zona nyaman," ujar Reggy dalam keterangan pers, Minggu (26/10/2025).

Nah kalau kamu belum kenal, Primitive Monkey Noose berisikan Richie Petroza (vokal), Oveck Arsya (gitar), Ridho (gitar), Wan Arif Fadly (panting), Denny Sumaryono (gitar bas), dan Juli Yusman (drum).

Single Pandir Wara sudah tersedia di berbagai platform streaming digital mulai 25 Oktober 2025. Langsung dengerin deh!


(pig/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO