Lewat video musik terbaru berjudul The Fate of Ophelia, Taylor Swift membuka era baru dari album ke-12-nya, The Life of a Showgirl.
Video musik ini pertama kali tayang eksklusif di acara The Official Release Party of a Showgirl yang digelar di beberapa negara pada 3 hingga 5 Oktober 2025, sebelum akhirnya bisa disaksikan publik lewat YouTube pada Senin (6/10) waktu Indonesia.
Di MV-nya, Taylor Swift muncul sebagai karakter Ophelia, terinspirasi dari tokoh dalam naskah legendaris Hamlet karya William Shakespeare.
Diceritakan, Ophelia adalah putri Polonius yang memilih mengakhiri hidupnya karena kehilangan dua sosok yang paling ia cintai: ayah dan Hamlet. Tapi di tangan Swift, kisah kelam itu bertransformasi jadi sesuatu yang jauh lebih berwarna.
Taylor Swift menggambarkan Ophelia versi modern, bukan lagi gadis yang tenggelam dalam kesedihan, tapi seseorang yang bangkit lagi dan menjelma jadi showgirl sejati.
Dalam video berdurasi 4 menit 5 detik penuh estetika itu, ia tampil dengan berbagai persona: mulai dari gaya ala Marilyn Monroe di era '60-an, penari burlesque, sampai bintang teater klasik yang menari bersama tim The Eras Tour.
Lalu, ada satu momen yang bikin fans senyum-senyum sendiri, Taylor Swift muncul dengan outfit lagu Karma dari era Midnights, melempar bola American football, dan masuk ke kamar bernomor 87. Itu adalah nomor punggung kekasihnya, Travis Kelce.
Dalam acara pemutaran perdana The Official Release Party of a Showgirl, Taylor Swift cerita ide video ini datang dari rasa penasarannya terhadap perjalanan panjang seorang perempuan menjadi gadis panggung.
"Ide yang saya dapatkan untuk video musik ini adalah semacam perjalanan lewat semua cara yang berbeda di mana dari waktu ke waktu, secara historis, bisa menjadi seorang gadis panggung," papar Swift.
"Seperti, bagaimana kau akan menjadi pusat perhatian publik pada 1800-an, saat duduk untuk sebuah lukisan Pra-Rafael. Atau kau bisa menjadi gadis panggung dengan menjadi pemain klub kabaret burlesque," lanjutnya.
"Kau bisa menjadi aktor teater yang sedang mementaskan pertunjukan. Kau bisa menjadi gadis panggung Vegas. Kau bisa menjadi salah satu gadis di era Busby Berkeley yang gemerlap pada 1930-an dan 1940-an."
"Atau kau bisa menjadi penyanyi pop di Eras Tour," kata Taylor Swift seperti diberitakan Variety, dikutip pada Senin (6/10).
Dalam MV-nya, Taylor Swift menyeberangi berbagai era, dari bajak laut flamboyan sampai penyanyi burlesque klasik, dan semua itu terasa kayak metafora dari perjalanan kariernya sendiri. Adegan penutup menampilkan Taylor Swift dalam bathtub hotel, simbol kelelahan sekaligus refleksi, yang juga jadi sampul resmi album.
Selain visual yang megah dan penuh simbolisme, The Fate of Ophelia juga mencetak prestasi besar di platform musik digital. Lagu ini resmi jadi single pembuka album The Life of a Showgirl sekaligus lagu dengan jumlah streaming terbanyak dalam sehari di Spotify, hanya dalam waktu kurang dari 24 jam!
Rekor ini bahkan ngalahin pencapaian dia sendiri lewat lagu Fortnight dari album The Tortured Poets Department (2024) yang sebelumnya mencetak 25 juta streaming di hari pertama, melewati Easy on Me milik Adele (20 juta streaming pada 2021).
Album The Life of a Showgirl disebut jadi kelanjutan spiritual dari The Tortured Poets Department, tapi dengan nuansa yang jauh lebih megah dan visual. Menurut Billboard, konsepnya kali ini lebih glam, teatrikal, dan sarat ornamen, Taylor Swift tampil sebagai penghibur sejati yang main total di setiap frame.
"Album ini tentang makna penampilan, bukan hanya di atas panggung, tapi juga bagaimana kita memainkan peran dalam hidup," ujar Taylor Swift.
Banyak fans dan kritikus menyebut proyek ini sebagai puncak artistik Taylor Swift sejauh ini, meski ada juga yang bilang The Life of a Showgirl terasa 'terlalu aman'. Tapi seperti biasa, Taylor Swift menanggapinya dengan elegan.
"Untuk sekarang, aku ingin menjadi penonton dalam hidupku sendiri sebentar saja," tandas Taylor Swift.
(dar/pus)