Pee Wee Gaskins Bawa Nostalgia Pop-Punk ke Panggung hingga Kolaborasi Lintas Generasi

Dengan konsep Salute from Pee Wee Gaskins, band pop-punk asal Jakarta ini membalut ulang deretan lagu-lagu hits era 90-an sekaligus ngenalin EP terbaru mereka, Salute from Pee Wee Gaskins: Putar Waktu Kembali.
Set dibuka dengan Terbang dari GIGI yang baru aja mereka rilis ulang hari itu juga. Euforia makin gila saat Thomas Budiarto, basis legendaris GIGI, tiba-tiba nongol di atas panggung dan ikutan main bass. Chemistry Thomas bareng Dochi cs bikin vibes lintas generasi terasa hidup banget.
PWG bawain total 10 lagu remake dari era 90-an. Party Dorks-sebutan fans setia mereka-ikut hanyut dalam nostalgia, apalagi pas Sansan duet bareng Sigit Pramono dari Base Jam di lagu Bermimpi. Satu panggung, satu mic, dan ribuan orang ikut teriak bareng-bener-bener priceless moment.
Lagu lain kayak Konservatif (The Adams) dan Piknik 72 (Naif) juga disulap jadi lebih segar dengan sentuhan synth ala Omo dan riff gitar khas Ayi. Sementara sebagai pamungkas, Kangen dari Dewa 19 bikin arena berubah jadi karaoke massal penuh euforia.
Buat PWG, penampilan kali ini lebih dari sekadar show. Kolaborasi spesial, setlist penuh kejutan, plus atmosfer nostalgia bikin konser ini berasa kayak reuni akbar musik 90-an.
Band yang sekarang bernaung di label WeCord Evermore ini terdiri dari Alditsa 'Dochi' Sadega, Muhammad Fauzan 'Sansan' Santoso, Harry 'Ayi' Pramahardhika, Reza 'Omo' Satiri, dan Renaldy 'Aldy' Prasetya. Setelah sebelumnya ngerilis Salute to 90's pada 2018, mereka balik lagi lewat EP terbaru dengan lima lagu pilihan: Piknik 72 (Naif), Terbang (GIGI), Aku Ingin (/Rif), Bermimpi (Base Jam), dan Konservatif (The Adams).
"Sebenarnya, ini lanjutan EP kami tahun 2018 Salute to 90's. Namun kali ini, kami tidak membatasi rentang tahun tertentu saja dan dibuat lebih luas lagi. Jadi, secara konsep, ini merupakan tribute untuk band-band yang kami idolakan dan dengarkan di masa lalu. Total ada lima lagu, dan proses pemilihannya kami lakukan bersama dengan tim WeCord Evermore," jelas Ayi.
Meski cuma digarap sekitar satu setengah bulan, prosesnya tetap penuh tantangan. "Meski tergolong cepat, kami cukup menghadapi kendala, terutama dalam hal pemilihan lagu. Ada beberapa lagu yang seharusnya jadi pilihan, tapi sayangnya tidak mendapat izin dari penciptanya. Akhirnya, kami harus mencari lagu lain," ungkap Omo.
(dar/dar)