Simbol Satanic di Dunia Musik, Apa Sebenarnya Baphomet?

Dicky Ardian
|
detikPop
The Baphomet statue is seen in the conversion room at the Satanic Temple where a Hell House is being held in Salem, Massachusett on October 8, 2019. - The Hell House was a parody on a Christian Conversion centre meant to scare atheist and other Satanic Church members. (Photo by Joseph Prezioso / AFP) (Photo by JOSEPH PREZIOSO/AFP via Getty Images)
Patung Baphomet di Satanic Temple Hell House Foto: Joseph Prezioso/AFP/Getty Images
Jakarta - Kasus Hindia yang gagal manggung di beberapa kota, termasuk di Tasikmalaya, bukan cuma bikin kecewa para fans, tapi juga memunculkan perdebatan yang panjang.

Penantian panjang buat nonton Hindia di luar Jakarta harus kandas karena tudingan yang cukup serius: unsur satanic. Ada dugaan unsur melanggar syariat dan simbol-simbol yang dianggap nyerempet ke arah dajal.

"Ada indikasi band ini satanic, melanggar norma, dan menggunakan simbol-simbol yang menyesatkan," kata Ketua Umum Al-Mumtaz, Ustaz Hilmi.

Masalahnya, ini bikin netizen kebagi dua. Ada yang setuju karena merasa khawatir, tapi gak sedikit juga yang membela dengan dalih seni itu ekspresi. Gak semua hal harus dipolitisasi atau dihakimi tanpa konteks.

Ngomongin soal tudingan simbol-simbol satanik, nama Baphomet selalu muncul. Gak kehitung jumlahnya band-band metal memakai simbol itu. Sebenarnya siapa sih Baphomet itu?

1. Templar dan Teori Konspirasi

Nama Baphomet di tulisan-tulisan sejarah dari berbagai sumber disebut, pertama kali muncul sekitar abad ke-12, saat Knights Templar dituduh menyembah sosok misterius berkepala kambing. Tuduhan ini muncul saat Raja Prancis dan Paus saat itu merasa terancam oleh kekuatan Templar yang semakin besar.

Namun, banyak sejarawan percaya itu cuma rekayasa politik untuk menjatuhkan Templar. Gak ada bukti kuat mereka benar-benar menyembah sesuatu bernama Baphomet.

2. Gambar Ikonik oleh Eliphas Levi

Menurut BBC, simbol Baphomet seperti yang kita kenal sekarang, makhluk berkepala kambing, bertubuh manusia, dan bertanduk. Itu baru muncul di abad ke-19 lewat ilustrasi Eliphas Levi, seorang okultis Prancis.

Tapi penting dicatat, versi Levi bukanlah simbol iblis. Dia menggambarkannya sebagai sosok simbolik tentang keseimbangan laki-laki dan perempuan, terang dan gelap, baik dan jahat. Jadi bukan setan, tapi simbol dualisme kosmik.

3. Diserap Budaya Pop dan Satanisme Modern

Nah, masuk abad ke-20, kelompok seperti Church of Satan (dibentuk Anton LaVey pada 1966) menggunakan Baphomet sebagai bagian dari identitas visual mereka. Jadilah kepala kambing di dalam lingkaran pentagram.

Sejak saat itu, Baphomet makin sering diasosiasikan dengan penyembah setan, walaupun gak semua simbol kambing berarti begitu. Dunia musik, fashion, dan bahkan streetwear kadang cuma pakai simbol ini sebagai bentuk shock value, bukan kepercayaan.

Contoh lainnya muncul dari Snoop Dogg. Waktu tampil di Olimpiade Paris 2024, dia pakai kalung besar berbentuk kepala kambing. Publik langsung heboh, tudingan soal Baphomet pun bermunculan. Tapi Snoop gak tinggal diam. Lewat video di Instagram, dia bilang:

"Itu GOAT, bro. Greatest of All Time. Bukan Baphomet, bukan setan. Gue bikin kalung ini karena seseorang bilang gue itu GOAT. Jadi ya gue bikin kalung GOAT!"

Ia juga nambahin, kalung itu bukan simbol jahat. Menurutnya, dia cuma pengen bersenang-senang dan menyebarkan pesan cinta dan damai.

Kembali ke Hindia, musiknya sering banget menyuarakan hal baik, tentang kesehatan mental, trauma, pencarian makna hidup. Bahkan lagunya seperti Evaluasi, Secukupnya, atau Rumah ke Rumah telah jadi pelukan buat mereka yang sedang jatuh.

Apa yang terlihat gelap dituding sesat? Apa yang tampil cerah berarti baik?


(nu2/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO