Bekal The Panturas Menuju Tur Asia yang Berujung di Fuji Rock Festival

Pingkan Anggraini - detikPop
Kamis, 17 Jul 2025 21:30 WIB
Foto: Dokumentasi The Panturas
Jakarta -

The Panturas balik lagi sebelum berangkat keliling Asia, nih. Yup, unit surf-rock kontemporer asal Jatinangor, itu kembali melempar gebrakan baru ke jagat musik independen Indonesia dan internasional.

Mereka resmi merilis maxi-single bertajuk Knights of Jahannam / Soma Gospel di bawah label mandiri mereka, Los Panturas Records pada Jumat, 11 Juli 2025 nih.

Rilisan ini berisi dua lagu yang menjadi penanda era eksplorasi baru bagi band besutan Surya Fikri (drum), Bagus Patria (bass), Abyan Zaki (gitar, vokal), Dan Rizal Taufik (gitar) yang selama ini dikenal dengan gaya surf rock berbalut aroma nusantara dan kekayaan lokal.

Dua tracks dalam maxi-single ini, Knights of Jahannam dan Soma Gospel, bukan sekadar kelanjutan dari karya-karya sebelumnya.

Menurut Surya Fikri alias Kuya, seluruh materi benar-benar ditulis dari nol dan menjadi bentuk laboratorium eksplorasi musik baru bagi The Panturas.

"Kami benar-benar menantang diri kami sendiri. Musik, lirik, dan konsep ini benar-benar baru, lahir dari proses workshop yang intens. Bahkan saya cukup kaget ternyata output-nya bisa seperti ini," ujar Kuya dalam keterangan pers, Kamis (17/7/2025).

Salah satu inspirasi utama dari dua lagu ini adalah pengalaman spiritual dan kekacauan kolektif yang mereka alami dalam beberapa tahun terakhir.

"Lagu-lagu ini terinspirasi dari banyak hal yang terjadi di sekitar kita belakangan. Ini kayak pengingat tentang akhir. Tentang kiamat, teman-teman. Ingatlah tentang kiamat," tambah Abyan Zaki alias Acin.

Secara musikal, rilisan ini melanjutkan semangat eksperimental yang sudah mulai terasa sejak Galura Tropikalia, namun kini dibawa ke level yang lebih dalam. Komposisi lagu tetap mengalir organik, tidak dibuat untuk kesan eksotis yang dijual secara permukaan.

"Kami memang gak pengen musiknya dibuat terlalu eksotis atau kayak 'jualan budaya'. Unsur Sunda-nya di sini lebih ke elemen artistik. Sebagai tekstur, bukan gimmick," tegas Acin.

Maxi-single ini menjadi penanda kembalinya The Panturas setelah kesuksesan mini album Galura Tropikalia. Namun alih-alih mendaur ulang formula lama, band ini justru menggali kemungkinan baru. Mulai dari penggunaan bahasa Inggris dalam lirik, sentuhan reggae 70-an di tengah nuansa Sunda, hingga komposisi yang lebih progresif namun tetap bisa dinikmati oleh penikmat musik garage dan surf rock.

Bagus Patria alias Gogon, menjelaskan bahwa beberapa elemen musik baru yang muncul di lagu ini datang dari pengaruh personal.

"Sebenarnya gue lagi seneng banget sama bass line yang repetitif tapi catchy, jadi ya secara natural referensinya masuk ke 70s reggae," ungkapnya.

Pengaruh itu berpadu mulus dengan instrumen lokal dan nuansa eksotis yang selama ini menjadi ciri khas The Panturas. Sosok penting di balik keberanian musikal ini adalah Ricky Surya Virgana, produser dan musisi kawakan yang kali ini mengambil peran menyeluruh, dari menulis intro, menyusun fondasi lagu, hingga membentuk dinamika aransemen.

Dirilis di tengah persiapan tur Asia, maxi-single ini juga memiliki misi strategis: memperluas jangkauan The Panturas ke panggung internasional.

"Kami pengen karya ini nyebrang batas negara, kayak tur kami nanti," harap Bagus Patria.

The Panturas yang akan menyambangi enam negara dalam dua minggu penuh energi, semangat dan perayaan musik lintas budaya, ditutup dengan tiga penampilan spesial di Fuji Rock Festival, Jepang, pada 24 Juli 2025.



Simak Video "Video: Bangga Banget! The Panturas Tembus Panggung Fuji Rock Festival 2025"

(pig/tia)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork