Nih HeadFirst, Band Rock Alternatif AS Diisi Drummer Indonesia

Diperkuat oleh drummer asal Indonesia, Bima Wirayudha, band ini resmi terbentuk pada 2020 dengan formasi power trio bersama dua personel lainnya: Siraj Husainy di bass dan Coby Conrad pada vokal dan gitar.
Dari siaran persnya, Kamis (7/11/2024), ketiga personel HeadFirst sebenarnya bertemu di Berklee College of Music, salah satu sekolah musik paling prestisius di dunia. Di sanalah ide band ini mulai terbentuk.
Nama HeadFirst diambil dengan filosofi unik. Menurut Bima, mereka ingin musiknya bisa bertahan lama dan dinikmati lintas generasi. HeadFirst berharap karya mereka tetap relevan, meskipun tren musik terus berubah.
Di awal terbentuknya, HeadFirst terdiri dari lima personel. Tapi setelah merilis album debut I Believe (2021), dua anggota memutuskan hengkang. Akhirnya, mereka pun memutuskan untuk tampil bertiga, sebuah langkah yang ternyata mengubah banyak hal, termasuk gaya penulisan lagu dan aransemen musik.
"Sekarang kami harus tampil seolah ada lima orang di panggung," ujar Bima.
Meski formasi berubah, mereka mengaku semakin solid, terutama dalam urusan menulis lagu karena semakin mudah mencapai satu pemikiran tanpa terlalu banyak pendapat.
Selama di AS, HeadFirst sering tampil di gigs rumahan dan pesta kampus. Bagi Bima, setiap penampilannya di sana selalu membawa kebanggaan tersendiri, "Mungkin karena aku dari Indonesia terus bisa tampil di AS, jadi buatku selalu berkesan."
Kini, mereka tengah menyiapkan album baru bertajuk Modern Role Models, yang rencananya akan dirilis awal 2025. Album ini bakal berisi 11 lagu, dengan proses kreatif yang penuh tantangan.
"Prosesnya sih sama seperti band pada umumnya, mulai dari jamming. Yang bikin lama itu kadang pas mikirin struktur lagu karena kami mau lagunya naik terus sampai klimaks," kata Bima.
Untuk rekaman album ini, HeadFirst beruntung bisa bekerja sama dengan Matthew Ellard, seorang produser yang pernah menangani nama-nama besar seperti Motorhead, Weezer, dan Radiohead.
"Kami merasa sangat beruntung bisa bekerja dengan Matthew. Dia banyak membantu kami untuk mencapai kualitas suara yang lebih profesional," tambah Bima.
Di album ini, HeadFirst berusaha menggambarkan berbagai pengalaman hidup mereka, dari kebahagiaan, kesedihan, hingga saat-saat depresi. Menurut Bima, liriknya banyak terinspirasi dari perjalanan mereka sebagai musisi, serta pengalaman pribadi yang membawa mereka sampai ke titik ini.
Selain akan tersedia di semua platform streaming, HeadFirst juga menyiapkan video musik untuk lagu pertama dari album ini. Bima bahkan mengaku punya impian besar untuk membawa bandnya ke Indonesia.
"Pengen banget aku bawa bandku ke Indonesia, karena ada rasa bahagia sendiri bisa punya band di Amerika dengan member yang mostly orang Amrik tapi aku sendiri orang Indonesia," kata Bima.
(dar/ass)