Lirik Lagu Cik-Cik Periuk Asal Kalimantan Barat dan Terjemahannya

Mengutip studi yang diterbitkan dalam Jurnal Mebang:Kajian Budaya Musik dan Pendidikan Musik, lagu Cik-Cik Periuk dituturkan secara turun-temurun secara lisan di kalangan masyarakat suku Sambas. Sehingga tidak diketahui secara pasti lirik sebenarnya dari lagu ini karena tidak ada dokumen tertulis.
Meski begitu, berikut lirik lagu Cik-Cik Periuk yang dikenal di kalangan masyarakat luas beserta terjemahannya.
Lirik Lagu Cik-Cik Periuk
Cik-cik periuk belanga sumbing dari Jawe
(Cik cik periuk, panci sumbing dari Jawa)
Datang ne' kicapbuk bawa kepiting dua eko'
(Datang orang sangat tua, membawa kepiting dua ekor)
Cak-cak bur dalam belanga indung picak gigi rongak
(Diceburkan ke dalam panci, hidung pesek gigi ompong)
Sape kitawa dolo' dipancung raje tunggal, hei
(Siapa tertawa duluan, dipancung raja tunggal, hei)
Makna Lagu Cik-Cik Periuk
Dikutip dari sumber yang sama, Cik-Cik Periuk dikaitkan dengan legenda seorang raja Sambas yang dikenal zalim yaitu Raja Tan Unggal. Lirik lagu tradisional ini dipercaya menggambarkan trauma masyarakat Sambas terhadap pemimpin yang kejam.
Makna Lirik Baris Pertama
Lirik "Cik-cik periuk" menjelaskan alat memasak nasi yang berukuran kecil. "Belanga sumbing dari Jawe" menunjukkan alat dapur yang sudah rusak atau pecah dari wilayah Jawa.
Makna Lirik Baris Kedua
Lirik "datang ne' kicapbuk" di baris kedua diartikan sebagai datang orang yang sudah tua. Ini merepresentasikan figur rakyat jelata atau orang miskin.
Lirik selanjutnya, "bawa kepiting dua eko'" artinya membawa kepiting dua ekor. Hewan laut kepiting dimasukkan ke dalam lirik diyakini lantaran mudah ditemukan di daerah Sambas. Kepiting kerap diolah menjadi lauk makan wilayah tersebut di acara-acara biasa.
Makna Lirik Baris Ketiga
"Cak-cak bur dalam belanga" menunjukkan ungkapan hinaan untuk kejelekan wajah seseorang. Kata "cak" diulang pengulangan untuk menekankan bahwa ia benar-benar buruk rupa.
"Indung picak gigi rongak" diartikan sebagai hidung pesek dan gigi yang ompok. Ini menggambarkan orang kurang rupawan karena mempunyai kekurangan fisik berupa hidung pesek dang gigi ompong.
Makna Lirik Baris Keempat
Lirik "sape kita dolo" artinya siapa pun yang tertawa duluan (pertama kali). Lirik berikutnya, "dipancung raje tunggal" diartikan sebagai dibunuh oleh Raja Tunggal (Unggal).
Terlihat dari terjemahannya bahwa lirik baris terakhir mencerminkan kekejaman Raja Tan Unggal sehingga dibenci oleh rakyat Sambas.
Nah, itu tadi lirik lagu tradisional Cik-Cik Periuk asal Kalimantan Barat serta terjemahan dan maknannya.
(azn/row)