Fanny Soegi Buka 'Sisi Gelap' Soegi Bornean

Fanny Soegi menjelaskan prosesnya cabut dari band ini guys. Banyak hal yang menuai kontroversi baginya. Hm, kira-kira apa aja ya.
Hal pertama yang Fanny Soegi jelaskan adalah proses pengklaiman nama Soegi bersama pihak HAKI.
"Aku masih ingat banget ketika aku mau keluar dari band itu dan dihadapkan orang-orang HAKI, aku diharuskan membayar namaku sendiri, yakni 'Soegi' kalau aku keluar dengan entitas yang baru. Ada rekamannya lagi," ujar Fanny Soegi di X, dikutip detikpop pada Senin (9/9/2024).
Bukan hanya itu saja, Fanny juga membahas soal aksi panggungnya dulu dengan Soegi Bornean tepat 7 hari setelah kepergian sang ibu. Fanny mengaku sangat sedih dan aksi panggung itu seakan jadi 'keterpaksaan' untuknya.
"Rasanya sakit hati banget dan harus kehilangan Ibuk di waktu yang bersamaan. Pernah ada di satu titik aku mau mengakhiri hidup karena betul2 sendirian, tanpa Bapak & Ibuk. Perlakuan kalian nggak akan aku lupakan seumur hidup. Kalian laki2 patriarki, korup, betah isin," jelas Fanny lagi.
Lanjut, Fanny Soegi juga membongkar kegiatan 'foya-foya' tanpa menunjuk siapa yang tega melakukan itu ketika bicara soal royalti lagu Asmalibrasi. Fanny juga menyebut royalti Asmalibrasi punya bayaran sekitar Rp 500 juta. Gokil gak tuh.
Tapi sayangnya, menurut Fanny, bayaran royalti itu gak sampai ke penciptanya. Fanny menjelaskan pencipta Asmalibrasi kini dalam keadaan yang tak baik.
Hal itu berbanding terbalik dengan Soegi Bornean.
"Nominal dari royalti lagu ini gak main-main, setengah miliar lebih ada, tapi justru orang-orang yang gak punya hak dapat paling banyak dan enggak transparan," ujar Fanny Soegi, masih dalam utas yang sama.
"Orang-orang yang gak berhak bisa beli dua mobil sekaligus, gitar mahal, foya-foya. Sedangkan pencipta lagu Asma masih ngontrak di Jogja, mana atapnya jebol lagi. Bukan nominal yang ku garis bawahi, tapi nurani kalian. Band-bandan kok serakah, gak keren blas," tegasnya lagi.
(pig/pus)