Taylor Swift hanya menyambangi Singapura dalam rangkaian tur dunianya yang bertajuk The Eras Tour. Keputusan ini pun mengundang sorotan publik apalagi setelah tudingan dari PM Thailand terkait kecurangan di belakangnya.
Kini Singapura pun tengah gencar mempromokan acara tersebut dengan berbagai kegiatan salah satunya adalah karaoke bersama di Changi Airport jelang konser yakni pada 1 Maret 2024.
Acara ini diadakan oleh Changi Airport Group (CAG) dan bertajuk BeJEWELed, yang terinspirasi dari salah satu judul lagu Taylor Swift dari album Midnights dan nama bandara tersebut yakni Jewel.
Dalam acara selama dua jam tersebut mereka akan berkolaborasi dengan beberapa musisi lokal seperti Joie Tan yang merupakan salah satu Swifties (sebutan fans Taylor Swift).
Dilansir dari Marketec Apac, Kevin Ng yang menjabat sebagai VP corporate and marketing communications CAG mengatakan mereka berniat merayakan The Eras Tour bersama para penggemar dari seluruh negara jelang konser tersebut.
"Melalui lagu-lagunya, Taylor Swift telah menghubungkan dan menyentuh hati para penggemarnya di seluruh dunia. Kami ingin menciptakan kesempatan bagi para penggemar, baik lokal maupun lokal, untuk berkumpul dan merayakan Taylor menjelang Eras Tour-nya di Singapura."
"Dengan hutan hijau yang membentang di lima lantai dan pemandangan indah dari titik mana pun, menurut kami Lembah Hutan Shiseido di Jewel akan menjadi tempat yang mempesona bagi para Swifties untuk berbaur, bersenang-senang, dan membuat seluruh tempat berkilauan," paparnya.
Srettha Thavisin selaku Perdana Menteri Thailand memberikan fakta mengejutkan soal ini. Rupanya hal itu kareana perjanjian antara promotor Singapura, AEG Presents Asia dengan Taylor Swift dan tim.
Mengejutkannya, perjanjian itu berupa kesepakatan agar Taylor Swift tak menggelar konser diluar dari Singapura khusus wilayah Asia Tenggara. Kok bisa?
Dilansir dari Sky News, mengatakan pihak AEG Presents Asia telah membayar 2 sampai 3 juta USD atau sekitar 31 sampai 46 miliar ke Taylor Swift untuk tiap konsernya di Singapura.
Kata Srettha ini menjadi suatu taktik yang cerdik untuk mendapatkan konser yang digandrungi banyak orang.
"Pemerintah Singapura amat cerdik," ujar Srettha dalam iBusiness Forum 2024, di Bangkok, Jumat (16/2/2024).
Tentunya kehadiran Taylor Swift di negara tersebut memberikan keuntungan untuk berbagai lini di sana. Mulai dari pajak hingga sponsor yang bermunculan untuk negaranya.
"Meskipun negara harus mensubsidi sejumlah uang untuk kedatangannya, hal itu tetap akan bermanfaat bagi negara," sambung Srettha.
Adapun Taylor Swift akan menjalani rangkaian turnya di Singapura pada 2,3,4,7,8 dan 9 Maret 2024.
Simak Video "Video: Perjalanan Taylor Swift Rebut Kembali Hak Cipta Lagu-lagunya"
(ass/aay)