Sebelum ada Deadpool & Wolverine dan Blade versi Mahershala Ali yang masih tarik ulur, Marvel tuh udah pernah ngebet banget bawa Blade (si Daywalker) ke layar kaca.
Pada 2006, muncul lah Blade: The Series di saluran TV kabel bernama Spike TV.
Series ini sebenarnya serius. Penulisnya adalah David Goyer, orang yang juga menulis trilogi film Blade (plus trilogi Dark Knight).
Ceritanya juga nyambung setelah film ketiga. Blade-nya diperankan oleh Kirk 'Sticky Fingaz' Jones, dan dia ditemani asisten tech bernama Shen.
Bahkan, ada karakter cewek double agent bernama Krista Starr, yang diubah jadi vampir dan direkrut Blade. Mereka berdua berusaha melawan bos vampir kuat bernama Marcus van Sciver.
Meski punya vibe yang gelap dan brutal kayak filmnya, series ini gak bisa ngalahin versi layar lebar. Kenapa?
Film Blade itu brutal dan mahal. Versi TV, dengan budget yang harus dibagi ke 13 episode, gak bisa all-out di adegan aksi berdarah atau kualitas produksi. Apalagi pada serial ini gak ada Wesley Snipes, gak ada star power yang sama.
Di Rotten Tomatoes cuma dapat 50%. Banyak yang bilang ceritanya kurang kuat dan kualitas produksinya "kelihatan murah".
Intinya, Blade: The Series ini lahir ketinggalan zaman sekaligus terlalu cepat. Dia ketinggalan zaman karena berusaha banget niru film bioskop dengan keterbatasan TV kabel.
Serial ini terlalu cepat karena muncul pada 2006, di mana series superhero dewasa yang high-budget (kayak The Boys atau Daredevil di Netflix) belum ada.
Belum ada platform streaming raksasa (Netflix, Disney+, Amazon) yang mau gelontorin dana gede buat series sebrutal itu.
Alhasil, cuma bertahan 1 season (13 episode), dan ya... terlupakan deh!
Padahal, kalau Blade: The Series dirilis hari ini, di tengah tren series superhero dewasa dan streaming yang lagi naik daun, pasti ceritanya akan beda!
Simak Video "Video: Trailer Marvel Zombies Dirilis, Para Hero Berjuang Melawan Wabah"
(ass/dar)