Mimpi Ariel NOAH 'Kuliah' di ITB Terkabul Lewat Dilan
Kabar ini langsung bikin media sosial rame banget. Pasalnya, sang penulis sekaligus kreator karakter Dilan, Pidi Baiq, dengan penuh keyakinan menyebut Ariel adalah pilihan yang paling pas untuk memerankan versi dewasa dari si cowok Bandung yang legendaris itu.
Pidi Baiq mengaku, dari awal ide proyek ini muncul, cuma satu nama yang terus muncul di kepalanya: Ariel.
"Kan saya sudah bilang, Ariel itu banyak betul. Selain Ariel, berarti saya gak mau asal milih, kan? Banyak banget. Kok di otak saya teh Ariel terus ya?" ujar Pidi sambil tertawa di kantor Falcon Pictures, Jakarta Selatan, Rabu (5/11/2025).
Baca juga: Ariel Jadi Dilan, Nasib NOAH Gimana? |
Menurut Pidi, aura dan karakter Ariel punya 'bau-bau Dilan' yang susah dijelaskan.
"Karena mungkin sosoknya ada bau-bau Dilan. Jadi ya, 'ini kayaknya cocok deh,' gitu. Sama seperti dulu ke Iqbaal, ini kayaknya ini deh," tambahnya.
"Saya pikir nanti, ya udah, 'Kau adalah Dilan.' Jangan kau berusaha menjadi Dilan dalam akting, gak usah. 'Kau adalah Dilan,' gitu."
Buat Ariel, peran ini ternyata lebih dari sekadar proyek akting. Ada alasan personal di balik keputusan besar ini.
"Dulu setelah lulus SMA, saya sempat mendaftar ke FSRD ITB, tapi tidak diterima. Akhirnya saya kuliah arsitektur di Unpar," ujarnya.
Karena itu, ketika kesempatan datang untuk memerankan Dilan ITB 1997, Ariel merasa seperti mendapat 'jalan alternatif' untuk merasakan kehidupan yang dulu sempat jadi mimpinya.
"Melalui peran ini, saya merasa bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi anak Seni Rupa ITB," kata Ariel.
Sejak SMA, Ariel sudah membayangkan dunia mahasiswa Seni Rupa: gaya berpakaian yang artsy, suasana kampus, sampai lingkaran pertemanan kreatif.
"Bayangan itu hilang saat saya tidak diterima. Jadi, peran ini seperti kesempatan menggambarkan versi Ariel seandainya dulu diterima di FSRD ITB," lanjutnya.
Ternyata, Ariel gak langsung mengangguk waktu ditawari jadi Dilan.
"Satu, galaunya karena ini tokohnya besar, ya. Maksudnya udah kuat, gitu. Jadi, eh, gak boleh sembarangan memutuskan," ujarnya.
"Jadi, mampu apa gak. Eh, punya niat yang bulat gak buat mengejar itu semua. Nah, itu yang mesti dikomitmen dulu di dalam sini," kata Ariel sambil menepuk dada.
Akhirnya, setelah banyak berdiskusi dengan Pidi Baiq dan tim Falcon Pictures, Ariel memutuskan untuk menerima tantangan ini.
"Ini bukan proyek ringan. Karakternya sudah kuat dan punya tempat sendiri di hati penonton, jadi saya benar-benar harus mempertimbangkannya matang-matang," tegasnya.
Salah satu alasan Ariel merasa relate dengan Dilan versi terbaru ini adalah latar waktunya: 1997.
"Iya, jadi, eh, nonton, udah tahu juga. Kalau lihat Dilan itu, sebetulnya hampir semua pemuda Bandung bisa related, karena memang itu yang dirasain," ujar Ariel.
"Jadi, masa-masa itu tuh lagi cari jati diri, pertemanan, geng motor itu lumrah sekali. Saya juga banyak teman yang seperti itu, jadi akrablah," ungkapnya.
Ariel juga menambahkan, "Tahun 1997 itu masih ada di kepala saya keadaannya. Musik indie lagi gencar-gencarnya, anak punk kelihatan di jalanan. Musik scene-nya lagi kencang banget."
Falcon Pictures memastikan dua film sekaligus, Dilan ITB 1997 dan Dilan Amsterdam, akan mulai syuting Desember 2025 dan dijadwalkan tayang 2026.
(dar/wes)











































