5 Film Trilogi Hidden Gems, Udah Nonton?

Asep Syaifullah
|
detikPop
Cuplikan adegan dalam film Three Colors: Blue (1993).
Three Colors: Blue (1993). Dok. Ist
Jakarta - Waduh, capek ya nonton franchise yang itu-itu aja. FYI, di luar sana tuh banyak banget trilogi underground yang vibes-nya gila parah tapi gak pernah hype di FYP.

Kalau kalian ngaku movie buff sejati, kalian wajib banget tahu 5 trilogi hidden gems ini. Trust me, ini Level Up tontonan kalian!

1. The Apartment Trilogy (1965 - 1976)

Ini film-film psychological horror klasik, bukan jumpscare ala TikTok. Disutradarai Roman Polanski, trilogi ini fokus banget ke hal-hal yang bikin pusing dan parno.

Semua filmnya (Repulsion, Rosemary's Baby, The Tenant) punya setting di apartemen sempit yang bikin karakter utamanya slowly kehilangan kewarasan. Kalian bakal diajakin ngerasain paranoia level dewa dan gak bisa bedain mana realita mana halusinasi. Vibes-nya gelap dan mencekam! POV: Kalian lagi stuck di rumah dan gak tahu ada apa di balik pintu.

2. Three Colors Trilogy (1993 - 1994)

Ini film Eropa (Prancis-Polandia) dengan gaya Art House yang berat, tapi sangat indah. Disutradarai Krzysztof Kieślowski. Gak ada ledakan, tapi plot twist emosinya pecah banget.

Trilogi ini (Blue, White, Red) mengambil tema dari semboyan revolusi Prancis: Kebebasan, Kesetaraan, dan Persaudaraan. Tiap film punya warna dan vibes yang beda. Blue soal duka dan kebebasan, White soal kesetaraan dan balas dendam yang epic, dan Red soal persaudaraan dan takdir yang saling terhubung. Film yang nggak cuma ditonton, tapi dibikin mikir.

3. The Cornetto Trilogy (2004 - 2013)

Meskipun lumayan dikenal di kalangan cult, ini sering ter-skip dari list mainstream. Ini trilogi Action-Comedy Inggris yang cerdas dan gak garing!

Disutradarai Edgar Wright (sutradara Baby Driver) dan dibintangi duo Simon Pegg & Nick Frost. Film-filmnya (Shaun of the Dead, Hot Fuzz, The World's End) gak ada hubungan cerita, tapi punya benang merah tema dan inside jokes.

Shaun of the Dead itu zombie comedy terlucu, Hot Fuzz itu action polisi epic di desa kecil, dan The World's End itu invasi alien yang gak terduga. Kalian auto ketawa sekaligus deg-degan!

4. The Apu Trilogy (1955 - 1959)

Ini klasik India banget, dari sutradara legendaris Satyajit Ray. Gak ada dance dan nyanyi-nyanyi, tapi ceritanya deep dan meaningful.

Trilogi ini (Pather Panchali, Aparajito, The World of Apu) adalah kisah coming-of-age seorang anak bernama Apu dari desa miskin hingga dewasa di kota. Gak banyak action fisik, tapi perjuangan hidup dan emosi Apu terasa real banget dan relatable sampai sekarang.

Ini adalah masterpiece sinema neorealism yang bakal bikin kalian nangis dan bersyukur. Wajib tonton buat kalian yang suka vibes film independen!

5. The Teen Apocalypse Trilogy (1993 - 1997)

Ini adalah Trilogi Indie Amerika pada 90-an yang gak umum, banyak kontroversi, dan benar-benar mewakili kekacauan Gen X/Early Gen Z. Vibes-nya rebel dan edgy.

Disutradarai Gregg Araki. Filmnya (Totally F*ked Up, The Doom Generation, Nowhere) adalah komedi gelap dengan visual aesthetic yang surreal.

Ceritanya soal remaja broken home dan rebellious yang stuck di dunia penuh seks, kekerasan, dan nihilisme, seolah-olah kiamat sudah dekat tapi gak ada yang peduli. Ini dark comedy yang gak takut buat tampil beda.


(ass/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO