Him Dapat Review Buruk, Marlon Wayans: Inovasi Gak Selalu Dihargai

Asep Syaifullah
|
detikPop
Cuplikan adegan dalam film Him (2025).
Him (2025). Dok. Ist
Jakarta - Nama Jordan Peele udah menjadi jaminan di kalangan film horor, tapi kali ini film yang diproduserinya malah menuai kritikan dan review buruk. Film yang dibintangi Marlon Wayans, Him, mendapatkan response kurang baik setelah dirilis pada 19 September 2025.

Him malah hanya mendapatkan skor C- dari CinemaScore dan meraup USD 13,5 juta dalam pekan keduanya secara domestik. Angka ini masih dibawah target mereka yakni USD 15 juta.

Sadar filmnya kini tengah jadi bahan perbincangan di media sosial, Wayans pun langsung melakukan pembelaan lewat akun Instagramnya. Ia membela karya tersebut dengan menyertakan beberapa film lama yang juga mendapatkan skor rendah di Rotten Tomatoes tapi jadi salah satu karya ikonik seperti White Chicks (2004) dan dua film Scary Movie.

"Biar jelas aja, aku menghargai semua kritikus. Udah tugas mereka untuk memberikan kritik. Aku menghargai pekerjaan mereka dan itu memberikan dampak untuk industri kita. Tapi sebuah opini gak mesti jadi opini orang-orang."

"Beberapa film juga mengalaminya. Inovasi gak harus selalu dihargai dan seni itu (gak harus) ditafsirkan dan itu subjektif."

"Aku udah pengalaman dengan film lama yang juga mendapatkan kritik kurang baik tapi film itu justru menjadi karya ikonik. Jadi jangan jadikan opini orang sebagai cara untuk melihat dirimu. Salam cinta untuk kalian semua. Him udah tayang di bioskop ya!" tulisnya.

Secara premis, Him sebenarnya memiliki daya tarik. Film ini mengisahkan Cameron Cade alias Cam (diperankan Austin Pulliam dan Tyriq Withers), seorang atlet sepak bola berbakat.

Sejak kecil, ia dipaksa menyaksikan momen mengerikan ketika idolanya, quarterback bintang Isaiah White (Marlon Wayans), mengalami cedera parah.

Namun, Isaiah secara ajaib pulih dan mencapai puncak ketenaran, memenangkan delapan gelar MVP dan berbagai kejuaraan. Momen ini menjadi inspirasi bagi ayah Cam (Don Benjamin) untuk memotivasi putranya dengan filosofi "tidak ada rasa sakit, tidak ada hasil."

Cam tumbuh menjadi atlet yang mendominasi sepak bola perguruan tinggi dan digadang-gadang sebagai pilihan nomor satu dalam draft.

Namun, sebuah serangan aneh membuatnya cedera sebelum pertandingan penting. Di tengah kebingungannya, Isaiah White muncul dan menawarkan untuk melatihnya selama seminggu di fasilitas terpencilnya.

Apa yang seharusnya menjadi bimbingan dari seorang legenda, justru berubah menjadi pengalaman yang menguji batas kewarasan Cam dan penonton.

Sayangnya, premis yang menjanjikan ini terkubur dalam eksekusi yang dianggap asal-asalan dan naskah yang tidak masuk akal.


(ass/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO