Aditya Zoni Main Film Menjelang Magrib 2, Lakukan Riset Sebagai Dokter

Muhammad Ahsan Nurrijal
|
detikPop
Aditya Zoni
Aditya Zoni saat ditemui awak media di Jakarta. Foto: Ahsan Nurrijal/ detikHOT
Jakarta - Aktor Aditya Zoni berbagi cerita tentang pengalaman terbarunya saat membintangi film Menjelang Magrib 2: Wanita yang Di Rantai.

Dalam film tersebut, ia dipercaya memerankan sosok Dokter Giandra, sebuah karakter yang menurutnya memberikan banyak tantangan sekaligus pengalaman baru.

Adik Ammar Zoni ini menyebut perannya membutuhkan riset cukup mendalam. Beruntung, sebelum syuting dimulai ia memiliki waktu yang cukup untuk mempelajari referensi medis yang berkaitan dengan tokoh tersebut.

"Gue belajar semuanya, dan benar-benar mendalami karakter sebagai dokter. Kebetulan ada beberapa kawan gue dokter, jadi memang langsung diajarin sama dia, dia selalu ikut sama gue. Gimana caranya untuk yang benar, seperti apa sih dokter, menjelaskan penyakit," ungkap Aditya Zoni di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, kemarin.

Selain mendalami karakter, mantan suami Yasmine Ow itu juga harus menghadapi tantangan dari lokasi pengambilan gambar. Ia mengaku kondisi cuaca membuat syuting semakin berat, bahkan kesehatannya sempat terganggu selama beberapa hari.

"Kadang-kadang syutingnya di gunung Papandayan ya. Jadi di situ memang dingin, terus cuaca waktu itu lagi nggak bagus, hujan terus," tuturnya.

Meskipun sempat mengalami kendala, Aditya Zoni bersyukur semua rintangan tersebut tidak sampai menghentikan jalannya produksi. Ia berharap karya terbarunya ini dapat memberikan kesan yang mendalam bagi penonton ketika rilis di bioskop pada 4 September mendatang.

"Ya, mudah-mudahan film ini bukan hanya menjadi tontonan aja buat temen-temen semua, tapi bisa menjadi hiburan juga, bisa menjadi pesan-pesan moral, pesan-pesan positifnya diambil semua dari film ini," pungkasnya.

Film Menjelang Magrib 2: Wanita yang Di Rantai merupakan spin-off dari Menjelang Magrib yang sempat tayang pada 2022. Film garapan Helroad Films ini mengangkat latar tahun 1920 di masa Hindia Belanda, menyoroti kesenjangan sosial sekaligus benturan antara tradisi, mistisisme, dan ilmu pengetahuan.


(ahs/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO